KedaiPena.Com- Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga mengkritik langkah
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Pasalnya, kata Jamiluddin, dengan ditunjuknya Ganjar sebagai capres PDIP menunjukkan bahwa Megawati tetap memilih calon pemimpinya berdasarkan elektabilitasnya.
“Padahal selama ini petinggi PDIP kerap menyatakan eletabilitas tidak menjadi faktor utama untuk memutuskan capres dari PDIP,” kata dia, Jumat,(21/4/2023).
Tak hanya itu, ia mengingatkan, bahwa Ganjar sosok yang dibesarkan oleh medsos. Berbekal medsos Ganjar mengumbar pencitraan.
“Hal itu juga pernah dikritik Puan dan petinggi PDIP lainnya,” papar dia.
Dengan demikian, tegas dia,
PDIP rupanya tidak berbeda dengan partai lain yang menggunakan elektoral sebagai tolok ukur utama sebagai capres. Ia menekankan, elektoral yang diperoleh Ganjar itu juga dominan hasil dari pencitraan, bukan kinerjanya.
“Ganjar selama dua periode menjabat Gubernur Jawa Tengah belum terdengar prestasinya yang monumental. Kinerja Ganjar hanya datar saja. Bahkan belum terdengar prestasinya yang diakui dunia internasional. Hal ini menguatkan pemilihan Ganjar sebagai cawapres lebih dominan karena elektoral dari hasil pencitraan,” ungkap dia.
Dengan demikian, tegas dia, masyarakat hanya akan mengulang Pilpres 2014 dan 2019, di mana rakyat harus memilih capres hasil pencitraan.
“Karena itu, kalau Ganjar menang sudah terbayang kinerjanya yang tidak akan jauh beda dengan pemimpin yang dihasilkan 2014 dan 2019,” pungkas dia.
Laporan: Tim Kedai Pena