KedaiPena.Com – PDI Perjuangan secara resmi mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024.
Tokoh Nasional Rizal Ramli menyampaikan ucapan selamat untuk Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri atas hal tersebut.
Tapi ia juga menyayangkan keputusan tersebut, karena Gubernur Jawa Tengah tersebut tidak punya prestasi signifikan dalam membangun bangsa.
“Selamat untuk Mbak Mega mencalonkan Pangeran Tik-Tok,” tegas Rizal dalam kicauan di Twitter, dilansir Minggu (23/4/2023).
“Ideologi nasionalisme ternyata hanya slogan,” sindir RR, sapaan dia.
Ganjar, lanjut RR, adalah calon yang tidak memiliki kepemimpinan konsepsional dan operasional. Ganjar miskin integritas dan prestasi.
“Kok tega bikin Indonesia semakin nyungsep. Katanya kapok dgn pencitraan,” lanjut RR.
Sebelumnya, mantan ketua organisasi relawan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) Immanuel Ebenezer menilai, Ganjar tak cukup bernyali dan tidak punya gagasan besar untuk membangun bangsa Indonesia ke depan.
Inilah yang menjadi salah satu alasan dirinya membubarkan GP Mania yang semula mendukung Ganjar untuk maju sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2024.
“Pertanyaannya, apakah benar Ganjar mau nyapres? Itu kan tidak terjawab sampai detik ini,” kata Noel, sapaan karib Immanuel.
“Kita tidak melihat Ganjar itu punya gagasan besar buat bangsa ini. Jadi kita bingung saja sampai detik ini mau ngawal apanya dari Ganjar,” tuturnya.
Ganjar dan Kemiskinan Jateng
Mungkin tak banyak yang tahu, Provinsi Jawa Tengah yang dipimpin Ganjar Pranowo, menjadi provinsi termiskin se-Pulau Jawa. Waduh.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita, atau rata-rata pendapatan warga Jawa Tengah pada 2021, sebesar Rp38,67 juta per tahun. Atau Rp3,22 juta per bulan.
Angka tersebut adalah yang terendah se-Pulau Jawa, serta jauh di bawah pendapatan rata-rata per kapita nasional yang mencapai Rp62,24 juta per tahun. Atau setara Rp5,2 juta per bulan.
Provinsi dengan rata-rata pendapatan penduduk terendah berikutnya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, sebesar Rp40,23 juta per tahun. Diikuti Jawa Barat Rp45,3 juta per tahun, Banten Rp55,21 juta per tahun, dan Jawa Timur Rp60,04 juta per tahun. Kalau disandingkan secara nasional, maka PDRB per kapita kelima provinsi tersebut. masih di bawah rata-rata pendapatan penduduk Indonesia.
Perekonomian nasional menurut besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp16,97 kuadriliun pada 2021. Jika diukur menurut besaran PDB atas dasar harga konstan (ADHK), angka tersebut tumbuh 3,69% pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Laporan: Muhammad Rafik