KedaiPena.Com – Sawit tidak hanya terkait pertumbuhan ekonomi. Lebih mendasar, ini juga menyangkut jutaan nasib petani sawit mandiri.
Demikian disampaikan Edi Sutrisno, Juru Kampanye Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dalam Talkshow dan Launching Buku Cerita Tentang Hulu-hilir Sawit Hari Ini dan Esok, Dampak Kebijakan Biodiesel terhadap Pasokan Minyak Goreng di Jakarta pada Kamis (7/12/2023).
Edi Sutrisno menyoroti pentingnya legalitas sebagai hak bagi petani kelapa sawit mandiri. Saat ini, baru 22-23% dari 6,8 juta Ha lahan petani sawit yang memiliki legalitas.
Akibatnya, petani akan kesulitan, sebab Lembaga Jasa Keuangan (LJK) membutuhkan collateral (jaminan) di dalam skema pembiayaan.
“Untuk itu, Gama (Ganjar-Mahfud) mendorongkan akselerasi legalisasi bagi petani kelapa sawit. Pengintegrasian isu ESG (Environmental, Social, Governance) juga akan dilakukan Gama sebagai upaya meningkatkan akses keuangan para petani dan akuntabilitas pembiayaan pada industri ini,” tutur Edi Sutrisno.
Pada sisi lain, industri sawit dalam ekonomi Indonesia juga signifikan. Merujuk data Kementerian Perindustrian, induk dari industri kelapa sawit yakni industri agro, tercatat tumbuh 3,90% pada Triwulan II 2023 (year on year) dengan kontribusi terhadap PDB sektor non-migas mencapai 50,87%.
Posisi pertama industri kelapa sawit dalam kontribusi pertumbuhan pada sektor industri agro menempatkan industri kelapa sawit sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional.
Lebih jauh lagi Edi menambahkan, Gama memastikan distribusi manfaat yang adil dan berkelanjutan adalah kata kunci dalam pengembangan industri kelapa sawit dari hulu ke hilir.
“Konsentrasi program Gama menitikberatkan bagaimana industri ini dapat berkontribusi besar pada kesejahteraan petani,” ungkap Edi.
Laporan: Muhammad Lutfi