KedaiPena.Com – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Asisten Deputi Pengembangan SDM dan Hubungan Antara Lembaga gencar melakukan kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi untuk mengembangkan desa wisata.
Program kolaborasi tersebut dilakukan di banyak lokasi desa wisata potensial.
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Kemenpar, Dr Anang Sutono mengatakan, strategi membangun pariwisata dari desa ada strategi jitu.
“Produk destinasi dan atraksi yang menarik trend-nya adalah ‘authenticity and originality’ itu adalah roh dari ‘sustainable tourism development‘,” kata Anang, sapaannya kepada KedaiPena.Com ditulis Kamis (16/5/2019).
Membangun desa wisata, tambah Anang, merupakan jawaban akan meningkatnya kebutuhan akan ‘new experience‘ dari wisatawan, baik wisman maupun wisnus. Peluang ini harus ditangkap sebagai keyakinan bahwa ‘traffic of tourist‘ akan mampu mengerakkan ekonomi masyarakat setempat (‘host community‘).
“Jadi pas dan tepat saat Kemenpar memberi perhatian dan mendorong supaya desa wisata tumbuh dan berkembang dengan standar-standar yang diperlukan oleh wisatawan, untuk memenuhi ‘needs and wants‘-nya,” lanjut Anang.
Sementara, kampus adalah elemen penting dalam membangun desa wisata. Kampus memiliki tugas tridharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Kampus secara naluriah akan mampu mengoptimalkan tridharma tersebut memberi percepatan dalam membangun desa wisata dengan konsep dan standar yang benar,” Anang memaparkan.
Kampus, kata dia lagi, dengan pikiran yang terukur, diyakini tidak akan mengeksploitasi potensi desa wisata. Karena kampus selalu mengetahui bagaimana menerapkan konsep-konsep hasil riset yang didasarkan pada ‘responsible tourism‘ dan mengedepankan ‘UNWTO Global Code Ethic of Tourism’.
“Kesimpulan, mengandeng kampus dalam mengembangakan desa wisata adalah langkah yang tepat,” pungkas eks Ketua STP Enhai Bandung ini.
Laporan: Muhammad Hafidh