KedaiPena.com – Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan atau BKF Kemenkeu menyatakan telah menggandeng Asian Development Bank (ADB) untuk mengatasi perubahan iklim.
Kepala BKF Kemenkeu, Febrio Kacaribu, mengatakan 80 persen bencana di Indonesia disebabkan oleh kerusakan alam akibat perubahan iklim. Untuk mengatasi ancaman perubahan iklim, kata dia, dibutuhkan program pembiayaan campuran regional yang transformatif.
“Salah satu contohnya adalah Indonesia sebagai pelopor, tengah melanjutkan implementasi dari ETM (Energy transition mechanism) dan menerapkan inisiasi perdagangan karbon dengan dukungan dari ADB,” kata Febrio dalam keterangan resminya, ditulis Kamis (27/7/2023).
Ia menyatakan Indonesia dan ADB serta mitra pembangunan lainnya juga membentuk Sekretariat Just Energy Transition Program atau JETP. Sekretariat JETP in, dinyatakan akan memberikan dukungan kelembagaan dan implementasi transisi energi yang adil dan terjangkau.
Febrio mengatakan Indonesia merupakan pendiri sekaligus anggota dan pemegang saham terbesar keenam ADB. Dengan nilai saham signifikan, lanjutnya, Indonesia turut berperan menentukan arah kebijakan ADB ke depan.
“Sejak berdirinya ADB tahun 1966, Indonesia juga telah bekerja sama dalam 996 proyek atau setara dengan 46,6 miliar Dollar Amerika,” ucapnya.
Hingga saat ini, kerja sama ADB dengan Indonesia yang masih berlangsung bernilai 4,1 miliar Dollar Amerika. Meliputi pembiayaan dengan biaya pinjaman (cost of fund) di bawah tarif pasar, hibah, bantuan teknis, pinjaman dan investasi di sektor swasta, serta pembiayaan perdagangan dan penjaminan.
“Sejak 2020, Indonesia melalui Kemenkeu bersama ADB secara rutin menyelenggarakan HLPD (High Level Policy Dialogue) sebagai forum diskusi strategis mengenai tujuan dan trayektori pembangunan prioritas Indonesia,” tandasnya.
Laporan: Ranny Supusepa