KedaiPena.Com – Pengembangan pesantren untuk menjadi salah satu basis pengembangan ekonomi tentunya harus mengutamakan peranan santri.
Di mana santri merupakan elemen utama dan potensi dari pesantren itu sendiri, harus bertumbuh menjadi pengusaha handal dan mampu memberikan manfaat bagi pesantren itu sendiri maupun warga disekitarnya.
Pada momen Hari Santri Nasional, Badan Amil Zakat Nasional mencanangkan program Santripreuneur yang akan menjadikan pesantren sebagai basis dan pusat ekonomi.
“Pemberdayaan ekonomi dalam Program Santripreneur diimplementasikan melalui pengembangan keuangan mikro pesantren dan Zakat Community Development (ZCD),” kata Direktur Umum Baznas Arifin Purwakananta pada awak media di Wisma Sirca Jakarta, Senin (21/10/2018).
Salah satu program Santripreneur yang sudah berjalan ialah program BAZNAS Microfinance di Pondok Pesantren Sidogiri di Kota Pasuruan, Jawa Timur.
“Baznas bekerjasama dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Pesantren memberikan bantuan pembiayaan kepada 851 pelaku usaha mikro sebesar Rp3 Miliar. Penerima manfaat ini terdiri atas para alumni pesantren, masyarakat sekitar dan para wali santri yang tersebar di berbagai cabang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Sidogiri,†papar Arifin.
Harapannya program ini akan memperkuat kelembagaan ekonomi yang sudah ada dan memberikan dampak ekonomi berlipat bagi seluruh waarga pesantren, wali santri dan masyarakat di sekitar pesantren.
Selain itu, Baznas juga mengembangkan Program ZCD di Pondok Pesantren Nurul Huda, Desa Langgongsari, Cilongok, Banyumas.
“Potensi di wilayah pesantren ini sangat besar untuk pemberdayaan ekonomi, antara lain dengan jumlah santri sekitar 1.000 orang disiapkan untuk memproduksi hygiene kit yang dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari serta produksi biogas untuk menghasilkan listrik bagi pesantren,†ucap Arifin.
Selain itu, warga sekitar Pesantren memiliki usaha gula kelapa yang dapat dioptimalkan pasokan produksi dan pemasarannya. Wilayah ini juga sedang disiapkan menjadi desa buah durian di Jawa Tengah.
“Santri dan pesantren menjadi bagian penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena itu BAZNAS memberikan perhatian bukan hanya saat momen hari santri saja,” katanya.
Selain dua pesantren tersebut, BAZNAS juga menyalurkan zakat dan infak ke sejumlah pondok pesantren di Indonesia. Pada 2016-2017, BAZNAS menyalurkan bantuan sebesar Rp 6,3 Miliar kepada 112 pesantren. Dan sebaran penerima manfaat semakin meluas pada tahun 2017-2018, yakni bertambah menjadi 144 pondok pesantren dengan total dana tersalurkan sebanyak Rp7,4 Miliar.
“Sejak dulu, pesantren menjadi penggerak masyarakat, santri sendiri terdidik menjadi ahli agama dan memiliki ahlak yang baik. BAZNAS ingin para santri juga bisa ikut meningkatkan perekonomian dan mengentaskan kemiskinan melalui program Santripreneur ini,” pungkas Arifin.
Laporan: Ranny Supusepa