KedaiPena.Com – Denny Siregar, pria dengan tulisan-tulisan berisi kritikan dan dikenal di dunia maya kembali berulah. Pria yang juga dikenal aktif menulis di blog miliknya dennysiregar.com saat ini mendapat kecaman dari kalangan buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Kecaman itu terkait dua tulisan di blog pribadi dan akun facebook milik Denny yang menulis kata-kata sindirian yang dinilai telah menghina kaum buruh saat melakukan aksi unjuk rasa nasional buruh pada 29 September 2106 kemarin.
Akun Faceboknya bernama Denny Siregar kemudian mendapat komentar pedas dari para buruh, selain mengecam, sebuah foto satir terhadap Denny bertuliskan “Musuh Buruh” dengan tinta merah juga disebar.
Kader muda FSPMI Kahar.S.Cahyono yang juga merupakan penulis buku buku cerita pendek di Indonesia menuturkan, sebuah kalimat yang dilontarkan Denny dalam tulisannya justru telah menuliskan perihal kecurangan yang dilakukannya sendiri.
Kalimat Denny tersebut yakni:
“Saya pun ikut tergelak karena ingat pada zaman masih suka menggelar Event Organizer, saya harus ambil angle yang bagus untuk sesi foto supaya bisa melapor ke klien bahwa acara ini sukses mengundang massa. Kuncinya ada di angle, sudut pengambilan foto yang benar” kata Denny.
Kahar mengungkapkan, terkait kalimat itu, jika ternyata apa yang nampak di foto tidak sesuai dengan kenyataan, berarti Denny tidak lebih dari seorang penipu. Menurut Kahar, Denny telah mengelabuhi klien-nya dengan foto-foto yang diambil dari angle yang bagus itu. Ini, lanjutnya, jelas bukan tindakan bermartabat.
“Sekali menipu, seorang penipu akan melakukannya kembali untuk kali kedua, ketiga, dan selanjutnya. Menurutnya entah sudah berapa banyak klien yang ditipu Denny. Ironisnya, sudahlah menipu, Denny menganggap semua orang kelakuannya sama dengan dirinya. Itu tidak saja naif. Tetapi, juga seperti orang yang sedang mengalami sakit jiwa” kata kahar.
Kahar menambahkan, selain menipu, menurut ia Denny juga tukang fitnah. “Kami ikut demo, tetapi kami tidak dapat nasi bungkus seperti apa yang ada di tulisannya. Apalagi didalamnya diselipin uang antara Rp50 sampai Rp100 ribu. Demo buruh tolak tax amnesty tanggal 29 September kemarin, di Jakarta diikuti lebih dari 10 ribu orang untuk DKI Jakarta, dan buruh juga bergerak serentak di beberapa provinsi dengan jumlah massa mencapai puluhan ribu orang. Tanyakan kepada mereka yang ikut aksi. Adakah nasi bungkus dan uang yang dibagikan? kami murni berjuang,” beber Kahar.
Kahar mengatakan, sebagai pekerja, buruh punya penghasilan. Buruh mereka melakukan demo bukan karena bayaran, justru membiayai dirinya sendiri atas aktivitas tersebut.
“Tentu orang macam Denny akan terheran-heran. Kok ada ya orang seperti buruh-buruh ini? Tentu saja ada. Karena tidak semua orang memiliki mental bejat sebagai penjilat. Pencari receh dari sebuah demonstrasi, yang sejatinya adalah hak rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan dijamin konstitusi. Bisa jadi demo bayaran adalah pengalaman Denny. Dia menganggap semua orang kelakuannya sama dengan dirinya. Ikut demo hanya karena dibayar. Jika itu benar, betapa rendahnya moralitas sosok yang satu ini,†pungkas Kahar.
Lebih jauh Kahar menyebut, tulisan Denny justru semakin menyadarkan kaum buruh, bahwa pilihan perjuangan yang diambil sudah benar.
“Buruh membiayai aksinya sendiri. Itulah fungsi iuran dalam serikat pekerja. Untuk menghidupi organisasi. Untuk bergerak diatas kakinya sendiri, dan bukan menjadi kacung bagi orang lain. Sampai disini saya baru mengerti, mengapa demo buruh begitu menakutkan dan banyak mendapat sorotan. Karena, memang, mereka murni menyuarakan aspirasi. Demo-demo yang dilakukan bukan karena pesanan,†pungkas Kahar.
(Dom)