KedaiPena.Com – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR memastikan bahwa anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Muhammad Nadir Umar tidak terlibat jaringan terorisme.
Hal itu dikatakan oleh anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil saat menanggapi berkembangnya isu deportasi Nadir oleh Pemerintah Turki karena tindakan terorisme.
“Kami minta klarifikasi terkait Umar. Informasi terkait tidak terkait terorisme, apalagi ISIS, tapi terkait administrasi paspor. Waktu luang beliau untuk bimbing jemaah haji dan umrah,” ujar dia di gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (10/4).
Djamil pun menjelaskan, bahwa alasan Nadir di deportasi, karena memang ia tidak mengetahui soal pengurusan visa untuk ke Suriah.
“Beliau tidak tahu urus visa. Alhamdulillah Nadir Umar tidak ada kaitannya dengan terorisme. Tapi, tentu saja semua harus sesuai dengan prosedur dan tetap kedepankan HAM dan praduga tak bersalah,” beber dia.
“Nadir akan pulang dari Mapolda Jatim dalam waktu dekat ini dan kondisi Nadir pun saat ini dalam keadaan sehat,” lanjut dia
Ketika ditanyai, apakah pemeriksaan Nadir ini terkait dengan Pilkada DKI, sebagai upaya mengunci PKS yang berseberangan dengan keinginan rezim saat ini, Djamil tegas menjawab diplomatis.
“Saya tidak bisa duga arah Pilkada DKI karena beliau bukan DPRD DKI. Hanya kebetulan saja,” pungkas Djamil.
Sebelumnya, Nadir diamankan Densus 88 di Terminal 2 Bandara Juanda sepulang dari Kuala Lumpur, dengan menumpang maskapai AirAsia XT 327 pada Sabtu (8/4) sore. PKS sendiri telah membentuk tim untuk menindaklanjuti penangkapan kadernya itu.
Sementara Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto di Mabes Polri, mengatakan, Nadir Umar hanya berstatus deportan dari Turki dan tidak akan dipidana.
“Setiap deportan yang berhubungan dengan Turki maupun informasi radikal dari pemerintah lain, seperti biasanya apabila ada FTF yang dideportasi, diberitahukan ke Densus 88. Untuk dilakukan pemeriksaan,” kata Rikwanto.
Lebih lanjut Rikwanto mengatakan, M Nadir Umar bersama Budi berniat melakukan misi kemanusian di Suriah. Mereka akan menyalurkan dana sebesar US$ 20.000 untuk didonasikan kepada para pengungsi.
“Karena ada permasalahan visa, mereka lalu dideportasi oleh Turki. Dan begitu selesai interogasi, dikembalikan ke keluarganya,” kata Rikwanto.
Laporan: Muhammad Hafidh