KedaiPena.Com – Aktivis Perempuan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkapkan, bahwa terdapat banyak modus perdagangan manusia kepada perempuan yang terjadi di Indonesia.
Sarah begitu ia disapa mengatakan bahwa salah satu modus yang paling parah dan mengkhawatirkan ialah tindakan kawin kontrak.
Sarah mengaku mendapatkan cerita ini dari rekanya yang saat itu melakukan assement ke daerah pesisir atau perbatasan kota dengan negara lain.
“Paling parah jujur saya masih inget , mungkin youtube saya di banned pernah ada rekan yang melakukan assessment ke pesisir dalam arti kota perbatasan dengan negara lain rupanya ada di desa walaupun saya juga belum sempat research ialah tindakan kawin kontrak,” kata Sarah dalam Let’s Talk With Sara dengan tema Manusia (Ber)harga? secara virtual, Kamis, (30/7/2020).
Sarah melanjutkan, para perempuan- perempuan di desa tersebut melakukan kawin kontrak dan dipaksa untuk melayani seksual.
“Rekan saya mendapatkan cerita ini dari perempuan yang sudah pulang dari luar negeri. Mereka di kekang ditaruh disatu tempat dengan banyak perempuan dan harus melayani seksual,” ungkap Sarah.
Politikus partai Gerindra ini, melanjutkan bahwa mereka juga dipaksa menjadi pekerjaan seks. Walaupun bukan pekerja karena itu tidak digaji.
“Dia harus harus melayani setiap mereka hamil disuruh dan dipaksa abrosi berulang kali sehingga cacat reproduksi baru dikirim ulang. Bahkan ada cerita yang saya dengar kalau ini benar ini sangat mengerikan bahwa janin mereka harganya dan dijual di black market,” ungkap Sarah.
Tidak hanya itu, Sarah juga mendengar,
adanya ekploitasi anak yang dijual bahkan ketika masih dalam kandungan.
“Karena ibunya bekerja pekerja seks komersial bayi belum lahir dijualnya harga nya 1,5 tahun 2010 ini kan wow. Manusia ini berharga atau ber (harga),” kata Rahayu.
Dengan demikian, lanjut Sarah, hal ini harus menjadi perhatian dan ditelusuri kebenarannya. Jangan sampai hal seperti ini terus dibiarkan.
“Jadi itu patut kita telusuri dan kita cari,” papar Sarah.
Bagi Sarah yang telah berjuang dari tahun 2009 ini, memerangi human trafficking merupakan sebuah panggilan hidup.
“Ini memang jadi panggilan hidup di 2009 fokus memerangi perdagangan manusia,” tegas Sarah.
Laporan: Muhammad Hafidh