KedaiPena.Com – Pemahaman yang baik dan sikap positip terhadap dunia perpustakaan dan kearsipan haruslah melekat dalam diri para calon Abang dan None Buku (Abnonku) Kepulauan Seribu 2019.
Hal ini mengingat mereka adalah calon sosok-sosok ikonik yang secara signifikan akan menebarkan minat dan kecintaan pada dunia perpustakaan dan kearsipan, serta kecintaan pada dunia literasi dan aktivitas keliterasian secara nyata di tengah masyarakat DKI Jakarta.
Sebab sangatlah janggal jika predikat yang mau diraih peserta adalah Abang dan None Buku, namun dirinya belum atau tak tergerak memiliki pemahaman dan sikap yang diharapkan terhadap dunia perpustakaan dan kearsipan. Serta pada isu-isu keliterasian di tengah masyarakat sekelilingnya
Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nasional (JARANAN) Nanang Djamaludin menyampaikan pokok-pokok pikiran itu saat menjadi nara sumber kegiayan Pemilihan dan Pemberdayaan Abang dan None Buku (Abnonku) Kabupaten Kepulauan Seribu Tahun 2019, di Aula Kabupaten Kepulauan Seribu.
Nanang menyampaikan materi berjudul Perpustakaan dan Kearsipan di Tengah Gerakan Literasi di hadapan 20 pasangan peserta yang menjadi finalis.
Ajang Pemilihan Abnonku ini diselenggarakan rutin setiap tahun sejak tahun 2010 oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta. Kompetisi ini dilakukan berjenjang dari tingkat kota administrasi/kabupaten hingga provinsi.
Di tingkat kota administrasi kompetisi ini diselenggarakan suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Sudin Pusip). Khusus Kabupaten Kepulauan Seribu diselenggarakan Dispusip Provinsi DKI Jakarta.
“Rimbunan pohon literasi informasi ini, apalagi menyangkut literasi dasar sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Praha 2013 tentang Literacy Information perlu dipahami dan diaplikasikan secara utuh oleh para finalis Abnonku Pulau Seribu 2019,” yang serunya.
Tidak bisa tidak, lanjutnya, para finalis Abnonku Kepulauan Seribu 2019, harus terus memantaskan diri dengan mereguk sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya khazanah wacana dan isu di sektor keliterasian, khususnya yang berlangsung di Jakarta.
“Sebab hanya dengan begitu solusi bersifat programatik bisa muncul dari dalam dirinya. Untuk kemudian disumbangsihkan ke tengah masyarakat sebagai bagian penting di tengah kancah gerakan literasi dalam rangka menumbuhkan minat dan daya literasi masyarakat secara lebih kuat lagi,” jelasnya ditulis Rabu (27/3/2019).
Di ajang kompetisi tersebut ia pun mendorong para Abnonku Kepulauan Seribu Tahun ini bisa jauh lebih baik dan aktif lagi dari Abnonku di tahun-tahun sebelumnya.
Dikatakannya juga bahwa Abnonku Kabupaten Kepulauan Seribu di tahun 2018 lalu sudah cukup membuat sejarah di tingkat Provinsi dengan masuknya Non Sarwenda menjadi lima besar Abnonku tingkat Provinsi Tahun 2018 .
“Maka Abnonku Kabupaten Kepulauan Seribu 2019 terpilih nantinya, bisa jauh lebih baik lagi memperoleh peringkat, ” harapnya.
Laporan: Muhammad Lutfi