KedaiPena.Com – Mulai dari anggota DPR, dai, tokoh dan pimpinan ormas Islam, bahkan pakar hukum pidana pun sangat menyesalkan munculnya film ‘Kau Adalah Aku yang Lain (KAAL)’. Film ini dinilai telah melakukan penodaan kepada umat Islam di Indonesia ini.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi Agama DPR RI, Ali Taher Parasong mengakui, bahwa film yang berdurasi sekitar 6 menit ini memang telah memunculkan opini yang tidak bagus terkait toleransi umat Islam Indonesia.
“Film itu saya sudah tonton dua kali. Polisi tidak cukup bisa memberi pemahaman bahwa umat Islam dalam konteks sosial sangat toleran. Dalam ajaran Islam seperti dalam film itu,†kata Ali kepada wartawan, ditulis Senin (3/7).
Ali mengingatkan polisi, jangan sampai aparat kepolisian menjadi sumber konflik dan fitnah baru bagi umat Islam yang selama ini sudah sangat akomodatif terhadap berbagai persoalan di dalam negeri.
“Makanya, kita ingin agar polisi itu berhati-hati menggunakan simbol-simbol keagamaan di dalam menyampaikan pesan-pesan sosial apalagi pada kondisi saat ini. Islam tak demikian dalam film karena Islam dibangun di atas landasan rahmatan lil ‘aalamiin,†ujar politisi PAN itu.
Menurut politisi asal Dapil Banten III ini menilai, film yang digagas oleh Mabes Polri dibuat dengan kesombongan dan arogansi kekuasaan yang ada saat ini.
“Video itu jelas-jelas menunjukkan arogansi kekuasaan. Itu tidak baik bagi sebuah akomodasi sosial terhadap umat Islam. Saya usul polisi segera melakukan permintaan maaf kepada umat Islam, dan juga jangan sampai terulang kembali,†tegas pria kelahiran Flores ini.
“Saya mau tanya kenapa dalam film itu harus umat Islam dan Kristen? Ada enam agama di Indonesia yang hidup damai. Film itu ingin menggambarkan seolah-olah bahwa ajaran Islam tidak toleran pada persoalan sosial,†pungkasnya.
Perlu diketahui, Film pendek ‘Kau Adalah Aku yang Lain (KAA)’ merupakam pemenang dalam festival yang digagas oleh Mabes Polri ‘Police Movie Festival IV 2017’.
Proses kemenangan itu dapat setelah Film KAA mengunggah videonya ke chanel youtube dan dimembagikan melalui akun Facebook dan Twitter Divisi Humas Polri Sabtu (24/6) lalu.
Sutradara film Anto Galon dan Polri pun sudah menghapus video dan meminta maaf atas karena protes terus mengalir.
Laporan: Muhammad Hafidh