KedaiPena.com – Debat Perdana Capres yang digelar beberapa waktu lalu, telah menghasilkan penilaian berbeda pada setiap paslon. Salah satunya, yang menjadi sorotan adalah Cawapres Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka.
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS mengungkapkan saat Debat Perdana berlangsung, yakni saat Prabowo menanggapi pertanyaan Anies Baswedan terkait dengan putusan MKMK yang disambut riuh oleh pendukung Prabowo, tampak Gibran berdiri menyemangati para pendukungnya untuk semakin riuh.
“Apakah kehadiran Gibran pada acara debat tersebut hanya untuk memandu sorak para mendukung mereka?” kata Fernando, Kamis (14/12/2023).
Ia sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh pendamping Prabowo Subianto tersebut, karena hal tersebut mencerminkan minimnya kemampuan Gibran dalam perannya sebagai Cawapres.
“Sayang kalau terlalu banyak yang dikorbankan bamgsa dan negara ini termasuk Paman Usman yang sudah mengorbankan integritas dan jabatan hanya untuk seorang Gibran yang sangat minim kemampuan untuk menjadi calon wakil presiden,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bagaimana paska keputusan Mahkamah Konstitusi, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Mahkamah Konstitusi mengalami penurunan. Masyarakat juga mulai meragukan netralitas negara, aparatur negara, TNI dan Polri karena Joko Widodo yang merupakan ayah Gibran sedang menjadi penguasa saat ini.
“Terlalu banyak dan mahal yang telah dikorbankan, hanya untuk memberikan karpet merah bagi Gibran. Yang ternyata hanya mampu menjadi pemandu sorak pada saat debat capres, sedangkan sejak awal sudah diberitahu untuk menjaga ketertiban selama debat,” ujarnya lagi.
Fernando mengaku menyayangkan apa yang sudah dikorbankan oleh banyak orang untuk negara ini sejak dari masih memperjuangkan, memerdekakan dan mengisi kemerdekaan.
“Sayang sekali, jika semua pengorbanan panjang itu hanya menghadirkan seorang calon pemimpin, yang hanya punya nafsu berkuasa namun belum belum cukup memadai kemampuannya untuk diberikan kepercayaan. Terlalu banyak yang dikorbankan untuk seorang Gibran yang belum matang secara pemikiran, pengalaman dan emosional untuk bisa ikut kontestasi 2024,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa