KedaiPena.com – Idealnya, demi penguatan partai politik dan kaderisasi, seorang ketua umum harus lah mengikuti ketentuan AD/ART partai tersebut. Jangan sampai dirubah hanya untuk kepentingan sesaat.
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS menyatakan semua partai politik memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, yang antara lain mengatur mekanisme dan syarat pemilihan Ketua Umum.
“Jadi, kalau ada pihak-pihak yang menganggap Gibran Rakabuming Raka layak dan terbuka peluangnya untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar, tentu harus berdasarkan pada AD/ART yang berlaku di partai tersebut,” kata Fernando, Senin (18/3/2024).
Walaupun, lanjutnya, saat ini banyak pihak yang menganggap bahwa apa saja yang diinginkan oleh Joko Widodo akan bisa terlaksana.
“Tentu untuk mengubah AD/ART yang mengatur tentang mekanisme dan syarat Ketum akan lebih mudah dilakukan. Persyaratan untuk capres dan cawapres saja bisa dilakukan dalam waktu singkat, hanya melalui Mahkamah Konstitusi,” ujarnya.
Fernando menegaskan bahwa semua itu bergantung pada kader Partai Golkar, apakah mau diintervensi atau adanya suatu transaksi yang berakibat terjadinya perubahan pada syarat menjadi Ketum Golkar.
“Kalau sampai terjadi, itu sama saja dengan pelemahan partai dan gagalnya kaderisasi di partai politik. Seperti dikatakan oleh Hasto Kristiyanto, bahwa negara ini bukan hanya milik 1 keluarga. Saya berharap para pemilik suara di Partai Golkar tidak goyah mempertahankan persyaratan calon ketum seperti yang selama ini diatur dalam AD, ART sehingga kaderisasi di dalam Partai Golkar tetap terjaga,” ujarnya lagi.
Ia mengaku ragu atas ide Gibran Rakabuming Raka akan maju sebagai calon Ketum Partai Golkar kalau Musyawarah Nasional diselenggarakan setelah Prabowo dilantik sebagai Presiden.
“Prabowo juga mempunyai kepentingan untuk menempatkan sosok yang berpihak pada dirinya menjadi Ketum Partai Golkar. Walaupun Gibran sebagai Wakil Presiden, namun Prabowo ingin berkuasa penuh dengan mendapatkan dukungan dari seluruh partai koalisi pendukung pemerintah, termasuk Partai Golkar,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa