KedaiPena.com – Menyikapi atmosfer politik Indonesia jelang hari pencoblosan tanggal 14 Februari mendatang, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menyatakan ada hal menarik yang perlu disoroti.
Ia mengungkapkan, hal itu bisa dilihat dari beberapa postingan di media sosial. Yaitu tulisan yang berbunyi, dalam permainan catur, kalau raja sudah banyak bergerak pertanda sudah panik.
“Saya melihat, belakangan Presiden Joko Widodo sudah banyak berkomentar terkait pilpres dan bergerak ke daerah yang dianggap oleh banyak pihak terkait dengan kepentingan pilpres tahun ini,” kata Fernando, Selasa (30/1/2024).
Lalu, lanjutnya, muncul juga dugaan bahwa pergerakan Jokowi sengaja “membuntuti” kegiatan salah satu capres yang dianggap untuk menggembosi dukungan terhadap capres tersebut.
Misalnya, seperti kunjungan Ganjar Pranowo ke Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat terlihat dibuntuti oleh Jokowi.
Selain itu pemberian bantuan sosial di Jawa Tengah dan di depan Istana Negara yang terkesan sangat bermuatan politik.
Atau, terpantau dalam berbagai kesempatan Jokowi juga seperti memberikan kode 2 jari seperti baru-baru ini dari atas mobil kepresidenan yang ia tumpangi sedangkan tidak dalam masa cuti di luar tanggungan negara.
“Sepertinya Jokowi sudah mendapatkan dari berbagai sumber atau dari para pembisiknya terkait dengan pilpres. Mungkin saja Jokowi mendapatkan bahwa Gibran akan kalah, kalau pilpres dilakukan dua putaran sehingga ia berupaya memenangkan anaknya hanya dalam satu putaran,” ungkapnya.
Apalagi, lanjut Fernando, kalau sampai Jokowi melakukan cuti untuk kepentingan memenangkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 2.
“Kalau sampai Jokowi berkampanye untuk kepentingan Prabowo – Gibran, saya menganggap Jokowi sudah “brutal” untuk memenangkan anaknya pada pilpres yang akan datang,” ungkapnya lagi.
Fernando menilai Jokowi sudah mengorbankan sikap negarawannya dan tidak menunjukkan sebagai Kepala Negara yang baik hanya karena ingin menunjukkan sebagai Ayah yang baik.
“Saya berharap Jokowi lebih baik mengundurkan diri dari jabatan Presiden untuk mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pilpres tahun ini,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa