KedaiPena.Com – Seratusan anak-anak sekolah Minggu GABVAS Yayasan Vihara Buddhis Sibolga berbaris di tepian sungai Sibuluan, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Minggu (26/2) pagi kemarin.
Anak-anak itu masing-masing memegang sekantung plastik berisikan ikan-ikan kecil. Secara bergilir, ikan yang ada di dalam kantung plastik itu dilepas untuk bebas ke dalam sungai. Demikian tradisi Fangsheng itu dilakukan anak-anak itu penuh keceriaan.
“Ini kan berbuat kebaikan, melepaskan hewan-hewan agar bisa hidup bebas,†ujar Sophia, seorang dari anak-anak GABVAS.
Sebelumnya, Tasya, ketua panitia acara itu menuturkan, Fangsheng dilakukan secara rutin oleh anak-anak GABVAS dan remaja Buddhis. Fangsheng diharapkan dapat memupuk rasa cinta kasih dan kebajikan.
“Fangsheng ini untuk mengembangkan cinta kasih dan kebajikan kepada seluruh makhluk,†katanya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Vihara Buddha Sibolga (YVBS) Hardy Virgo mengatakan, tradisi Fangsheng adalah suatu perbuatan baik yang luar biasa. Sebagai sebuah perbuatan baik, kata Hardy, maka karma yang dihasilkan nantinya adalah juga kebaikan.
“Kita berdoa agar seluruh makhluk ini mendapatkan kebebasan, disini juga perlu, saat melepaskan (hewan-red) agar kita pancarkan cinta kasih dengan perasaan. Dan tidak sama makhluk ini saja, tapi juga kepada kita dan sesama, membangun cinta kasih, menghormati, agar dalam kehidupan mendapatkan kebahagiaan.
“Ini adalah praktek yang luar biasa, dalam Buddhis, Fangsheng ini adalah karma yang sangat baik, mudah-mudahan mendapatkan buah yang baik juga, karma yang baik.saya juga berharap supaya ini tetap berlanjut, agar anak-anak senantiasa menanamkan perbuatan-perbuatan baik,†timpal Hardy.
Selain melepas ratusan ikan-ikan, Fangsheng juga dilakukan dengan melepas puluhan burung dan ratusan balon sebagai simbol kebebasan.
Acara itu turut dihadiri ketua MBI Sibolga, Pandita Romo Toyo, para orangtua dan sejumlah pengurus Yayasan Vihara Buddha Sibolga lainnya.
Laporan: Dom