KedaiPena.Com – Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) memberikan pandangannya terkait dengan banyaknya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia.
Kepala Badan Riset Politik Orkestra, Yasin menilai, banyaknya anggota KKPS yang meninggal dunia tidak bisa dilepaskan dari faktor besarnya beban tanggung jawab serta moral.
“Jadi sebenarnya pesta demokrasi menimbulkan tensi yang tinggi baik kubu dari kedua belah pihak (capres-cawapres) lalu juga dari kontestan peserta pemilu legislatif (pileg),” ujar Yasin dalam sebuah keterangan, ditulis Senin (29/4/2019).
Yasin menjelaskan tingginya tensi tersebut telah membuat psikis dari para anggota KKPS terbebani sehingga berdampak pada kondisi fisik saat bekerja.
Petugas KKPS sendiri memiliki peran vital di TPS (Tempat Pemungutan Suara) lantaran tanggung jawabnya melakukan perhitungan dan menjaga form C1 sampai tingkat yang lebih tinggi.
“Misalnya ada kecurangan-kecurangan seperti fenomena transaksi dengan mengiming-imingi uang kepada petugas KKPS. Jika mereka tidak mau menerima, akan dijadikan ancaman dan itu bisa menjadi beban dan menimbulkan tekanan batin, ” ujar Yasin.
Belum lagi, lanjut Yasin, tekana-tekanan serta ancaman dari kelompok-kelompok yang merasa dirugikan oleh petugas KKPS yang dianggap tidak netral.
“Karena memang ini sebuah kompetisi yang berpotensi terciptanya gesekan yang tinggi, seharusnya dalam hal ini harus ada yang menjamin KKPS seperti pihak kepolisian dan TNI yang bekerja sama dengan pihak setempat,” tandas Yasin.
Diketahui, setelah Sabtu (27/4/2018) kemarin, jumlah anggota KPPS yang meninggal sebanyak 272 orang, kini KPU mengumumkan jumlahnya sudah mencapai 287 orang.
Berdasarkan data dari KPU yang disampaikan Komisioner Evi Novida Ginting Manik, Minggu (28/4/2019), total ada 287 anggota KPPS dari 34 provinsi yang wafat. Angka itu dikumpulkan hingga pukul 13.00 WIB.
Laporan: Muhammad Hafidh