FAKTA situasi keadaan Indonesia saat ini krisis dalam segala hal. Tidak ada anak bangsa yang tidak punya keluhan. Sebab bangsa ini sudah dan sedang berada pada muara problematika yang serius di segala aspek kehidupan.
Keluhan yang seyogyanya telah diamanahkan kepada wakil rakyat di DPR RI, namun DPR RI justru telah bercerai dari induknya yaitu rakyat. Sistim dan kekuatan oligarki politik yang hanya menjadikan wakil rakyat di DPR RI hanya sebagai pajangan. Tidak lagi peka terhadap hati nurani kesusahan rakyat.
Mereka menempatkan diri sebagai benteng kekuasaan bukan benteng rakyat yang mereka wakili. Bahkan mereka juga sudah menyerahkan sebagian kekuasan kepada Pemerintah melalui UU Corona, mereka susun berbagai UU yang membuat pemerintah menjadi otoriter, tanpa mengikut sertakan partisipasi rakyat. Rakyat akhirnya kehilangan tempat mengadu.
Pada satu sisi birokrasi kenegaraan berjalan lamban dalam memaksimalkan budget dalam setiap keperluan rakyat. Faktanya rakyat tidak merasakan eksistensi dari otoritas pemerintah, ini diakui oleh Presiden sendiri dengan sering marah-marah kepada menterinya.
Artinya baik DPR RI maupun Pemerintah yang mendapatkan mandat konstitusi dalam menjalankan sistim bernegara kurang berfungsi, birokrasi digantikan dengan ‘influencer’ dan ‘buzzer’ yang berbayar untuk memuja kekuasaan dan mencaci maki bagi suara yang membela rakyat.
Dalam situasi seperti ini, maka rakyat akan membuat pilihan untuk keluar dari sistim (‘the box’) yang macet. Mereka akan menyampaikan segala keluhan yang sudah tidak terbendung kepada tokoh yang mumpuni, yang punya jati diri, punya kapasitas, punya integritas dan ‘track record’.
Dari media yang dapat kita ikuti, pilihan mereka kepada Tokoh Bangsa DR Rizal Ramli, juga juga kemampuannya sebagai tokoh dunia pernah menjadi penasehat ahli PBB. Menurut kajian penulis terhadap rekam jejaknya, RR adalah pakar dibidangnya dan patriot sejati. Memiliki empati, kecintaan kepada bumi pertiwi, bangsa, negara, dan sangat berpihak kepada rakyat. Faktanya DR Rizal Ramli adalah tempat mengadu anak bangsa ini.
Dari pengamatan penulis tercatat dalam bulan Agustus ini saja sudah ada tiga pihak yang menyambangi mengeluh keadaan bangsa kepada DR Rizal Ramli. Sepertinya keluhan anak bangsa yang di sampaikan kepada DR Rizal Ramli, mewakili semua elemen anak bangsa. Baik bersifat individu maupun kelompok.
Pada hari Jum’at (7/8/2020), organisasi sayap PDIP, Satgasus (Satuan Tugas Khusus) Cakrabuana mendatangi Rizal Ramli di kantornya, mengamati keluhannya mereka mewakili aspek politik dan birokrasi bangsa yang lagi kehilangan arah.
Kunjungan berikutnya para Kyai Zurriah pendiri NU dan para kyai Kharismatik NU dari Jawa Timur pada Selasa (18/8/2020). Bisa dikatakan kunjungan tersebut mewakili ummat Islam, para ulama dan tokoh agama serta rakyat kecil. Mengingat kondisi nyata, secara tegas para Kiyai meminta Rizal Ramli bersedia dan mendoakan menjadi Presiden.
Selanjut Para Purnawirawan Jenderal TNI Kamis (20/8/2020) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa. Merek menjelaskan, sudah mendatangi Pimpinan TNI/KSAD, akan tetapi cuma diterima oleh bintang satu bukan pengambil keputusan.
Menyampaikan mengeluh tentang masalah keamanan, ketahanan dan kestabilan bangsa. Menurut mereka, paham komunis yang ingin mengubah pancasila menjadi ekasila akan menimbulkan perpecahan. Serta kekuatan asing dan aseng sudah melemahkan ketahanan bangsa dari penjajahan gaya baru. Pada hakekatnya mereka meminta agar Rizal Ramli bersedia memimpin mereka menyelamatkan bangsa.
Kehadiran mereka sebenarnya memberi isyarat jelas kepada seluruh rakyat, terutama para tokoh bangsa, tokoh agama, ormas, ummat dan rakyat, serta para pakar dan akademisi, bahwa masalah pertama bangsa saat ini adalah ketokohan pemimpin bangsa.
Dari kunjungan-kunjungan tersebut, Rizal Ramli adalah pilihan pertama dan utama, untuk memimpin bangsa ini. Membawa bangsa Indonesia keluar dari multi krisis secara cepat dan mendasar sehingga dapat menuju bangsa yang disegani dunia. Semoga. Aamiin.
Oleh KH. Dr. Iqbal Kliwo, Lc, alumnus Gontor dan Al Azhar Mesir