KedaiPena.com – Terdakwa Mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eni Maulani Saragih mengaku sempat membicarakan mengenai fee proyek PLTU Riau-1 dengan Dirut PLN Sofyan Basyir. Eni menyatakan, Sofyan akan mendapat jatah feelebih besar ketimbang yang lain.
“Anggapan saya, Sofyan Basir dapat paling banyak (fee), kalaupun ada ya, ini kalaupun ada. (Sofyan) bilang ini kita sama saja,” ujar Eni ketika bersaksi dalam sidang lanjutan dengan agenda pemeriksaan terdakwa, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (22/1).
Sebab menurut Eni, Sofyan ialah pihak yang paling berkontribusi dalam ‘menggiring’ proyek PLTU Riau-1. OIeh sebab itu, menjadi wajar kalau Sofyan mendapat jatah yang lebih besar.
Namun, kata Eni, Sofyan Basir meminta jatahnya disamakan saja dengan yang lain jika memang ada fee dari proyek PLTU Riau-1.
“Ya kalau bisa (fee) sama aja, jangan (dilebihin), sama aja,” kata Eni mengutip pernyataan Sofyan.
Eni sendiri belum dapat memastikan apakah Sofyan Basir mendapatkan fee dari proyek PLTU Riau-1. Kemungkinan besar, kata Eni, Sofyan juga ikut kecipratan. Eni juga berharap Mantan Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham mendapatkan jatah dari proyek itu.
”Mungkin Pak Sofyan juga dapat, saya berharap Pak Idrus dapat. Itu harapan saya. Harapan saya, karena kan Pak Idrus kan ga ikutan cawe-cawe ke PLN bareng, harapan saya, tolong dong bujuk Pak Kotjo untuk pak Idrus dapat,” terangnya.
Dalam perkara ini, Eni Saragih didakwa menerima gratifikasi berupa uang sebesar Rp5.600.000.000 dan SGD40.000 dari beberapa direktur dan pemilik perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas (migas).
Selain gratifikasi, Eni Maulani Saragih juga didakwa menerima suap sebesar Rp4.750.000.000 secara bertahap dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo. Uang tersebut diduga berkaitan dengan proyek pembangunan mulut tambang PLTU Riau-1.
Uang itu sengaja diberikan Kotjo kepada Eni untuk mendapatkan proyek Independent Power Produce (IPP) PLTU mulut tambang Riau-1 antara PT pembangkitan Jawa-Bali Investasi (PJBI) dengan Blackgold Natural Resources Limited dan China Huadian Engineering Company Limited (CHEC).