KedaiPena.com –Â Isu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri akan mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pilgub DKI Jakarta belum sepenuhnya benar.
“Belum ada keputusan resmi partai,” ungkap Darmadi Durianto politisi PDIP ini saat dihubungi di wartawan di Jakarta, Kamis (18/8).
Informasi yang dihimpun KedaiPena.Com, ada beberapa kubu yang ‘berperang’ dalam meraih simpati Megawati.
Yang pertama adalah kubu Puan Maharani yang menolak Ahok. Sementara yang kedua adalah kubu Prananda Prabowo, yang mau duet Ahok-Djarot dipertahankan hingga periode mendatang.
Untuk diketahui, Puan dan Prananda anak kandung dari Megawati, Presiden RI kelima.
Sementara, faksi lain yang ngebet memikat Megawati adalah barisan eks Kepala BIN Hendropriyono. Bukan rahasia lagi Hendro dekat dengan Teuku Umar. Mereka ini mendorong Megawati mengusung Tri Rismaharini dalam Pilkada DKI Jakarta.
Yang juga patut diperhatikan adalah kelompok relawan yang mendukung Jokowi-JK di Pilpres 2014 lalu. Kelompok ini meminta Megawati mencalonkan eks Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli sebagai DKI-1.
Mereka yakin Rizal adalah sosok yang tepat mengamalkan Trisakti Bung Karno, berdaulat di politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian di budaya.
Kiprah Rizal yang membuat relawan seperti JNIB dan Pagar Nusa jatuh hati adalah kinerja semasa menjadi Menko Maritim dan Sumber Daya. Sebut saja konsep pembangunan Blok Masela di darat.
Pola pembangunan ini merupakan pola baru yang menarik untuk dilakukan. Jadi bukan hanya menyedot dan mengekspor hasil perut bumi. Tapi kemudian diolah lagi agar bernilai tambah. Pengolahan gas dari lapangan abadi Masela, bisa dilakukan dalam berbagai bentuk petro kimia.
Keberanian lain yang juga patut diacungi jempol dari sosok eks aktivis Bandung ini adalah soal moratorium reklamasi Teluk Jakarta. Sebenarnya, Rizal tidak anti reklamasi. Tapi yang terjadi di Pantai Utara Jakarta, termasuk di Pulau G, begitu banyak masalah.
Mulai dari lingkungan, hukum, sampai integrasi sosial. Tim gabungan dari lintas kementerian pun merekomendasikan pembangunan Pulau G dihentikan selamanya.
Banyak juga yang menduga, pencopotan Rizal dari pos menko merupakan buah dari perlawanan Rizal di kasus reklamasi. Ahok yang mengatakan, Joko Widodo tidak akan menjadi Presiden kalau tidak dibantu pengembang dianggap sinyal agar eks Walikota Surakarta itu turun tangan dalam kasus reklamasi. Dan hasilnya, Rajawali Ngepret turun tahta.
Rizal, meski direshuffle, mengaku tetap berkomunikasi dengan PDIP. Ia mengatakan, tokoh-tokoh partai adalah teman seperjuangannya sejak lama, seperti dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
“Dengan keluarga Bung Karno, sejak 20 tahun yang lalu hubungan kami baik. Soal partai, pada akhirnya mereka pasti mendengarkan suara rakyat,†tandasnya.
Lalu siapa yang akhirnya dipilih Mega dalam Pilkada DKI? Bukan tidak mungkin, faksi Puan bergabung dengan para relawan untuk mendukung Rizal Ramli. Menarik untuk ditunggu.
(Prw)