KedaiPena.Com – Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Jakarta Selatan (Jaksel) menyelenggarakan pelantikan kepengurusan.
Acara ini dilakukan di Saung Bambon Riverside, Srengseng Sawah, Jaksel, Sabtu, (25/1/2020).
Pelantikan kepengurusan FAJI Jakarta Selatan yang dilakukan di Saung Bambon Riverside sendiri untuk periode 2019-2023.
Kepengurusan tersebut akan bekerja selama empat tahun untuk FAJI Jaksel.
Selain acara pelantikan kepengurusan, FAJI Jakarta Selatan sendiri juga meresmikan Sekolah Arung Jeram.
Sekolah ini bertempat di Saung Bambon Riverside. Kegiatan ini sendiri dimulai dari pukul 08:00 WIB.
Sedianya, juga akan dilakukan juga pengarungan dari Jembatan Panus Depok Kelapa Dua hingga basecamp Saung Bambon Riverside. Namun karena cuaca tidak mendukung, hal tersebut urung dilakukan.
Ketua FAJI Jaksel Miko menegaskan, kepengurusan saat ini fokus mengajak masyarakat untuk lebih mengenalkan olahraga arung jeram ke masyarakat. Oleh karenanya, kepengurusan juga membuat Sekolah Arung Jeram.
“Yang mana di dalamnya (sekolah tersebut) terdapat keilmuan arung jeram sebagai petulangan dan sarana regenerasi untuk mencetak atlet,” ujar dia.
Ketua Sekolah Arung Jeram sendiri, sambung Miko, akan diisi oleh pengurus FAJI Jaksel, Sadam Faturrohman.
Masih menurut Miko, di antara program Sekolah Arung Jeram adalah memberikan pelatihan cara berolahraga arung jeram yang sesuai dengan SOP pengarungan.
“Kemudian mengenalkan bahwa olahraga arung jeram bisa dinikmati semua kalangan, mulai dari usia SD sampai lansia,” jelasnya.
Serta dilanjutkan dengan menyiapkan bibit atlet untuk diberikan bimbingan prestasi secara khusus.
Tak lupa Miko pun mengedepankan sisi wisata dan lingkungan hidup dalam pengembangan Sekolah Arung Jeram dan FAJI Jaksel.
“Untuk LH, kita lebih peduli lagi dalam menyikapi permasalahan Sungai Ciliwung saat ini, dengan program penghijauan bantaran sungai dan merapihkan wilayah sungai dan sekitar, agar lebih bersih dari sampah,” ungkapnya.
Sementara untuk wisata, ia ingin pendekatan terhadap Ciliwung sudah mulai melirik pendekatan wisata, terutama wisata edukasi.
“Wisatanya mengenalkan kepada masyarakat dengan berarung jeram di Sungai Ciliwung. Hal ini bisa dimaksimalkan untuk mengangkat destinasi wisatanya dengan edukasi, pengenalan karakteristik sungai, edukasi endemik biota dan binatang dan lain-lain,” tandas Miko.
Laporan: Ricki Sismawan