Artikel ini ditulis oleh KH. Dr. Muhammad Iqbal Kliwo, Alumnus Gontor dan Al Azhar Mesir, tinggal di Kuala Lumpur.
Para tokoh bangsa yang konsisten adalah fajar yang menjanjikan terbitnya mentari bagi masa depan bangsa. Terbitnya sang mentari adalah suatu kepastian, namun dalam berbagai situasi. Bahkan dalam cuaca mendung dan hujan lebat. Karena sangat ditentukan berbagai aspek pada sosok pemimpin.
Dr. Rizal Ramli dengan ketokohan yang mengakomodir segala lapisan komunitas anak bangsa, kapasitas, integritas dan empathy serta jejak digital dalam membangun bangsa dengan pendekatan yang jenius, to the point, praktis dan out of the box adalah faktor utama yang mengantar bangsa dan negara bangkit dan maju dengan terbitnya mentari secara cerah total, bersih dari segala hambatan yang menghalang.
Jika kita memotret semua problematika bangsa secara periodik sejak era penjajahan, pra kemerdekaan, orde lama dan orde baru serta era demokrasi sejak runtuhnya rezim orde baru hingga saat ini, maka sengat jelas pada timbangan komporatif bahwa problematika bangsa hari ini adalah pada tahap yang sangat komplikatif, kronik dan kritis.
Di mana problematika pada setiap era di masa lalu, walau berat, tetapi jelas. Dalam arti, kepastian dan kejelasan masalah, sumber masalah, dan sebab-sebabnya. Berbanding problematika bangsa hari ini yang sudah total komplikasi pada setiap ruang gerak kehidupan berbangsa dan bernegara dari segi bentuk dan ragam kasus.
Sebagai contoh, masalah sistim bernegara dan politik secara demokrasi yang tengah rusak. Mantan panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa demokrasi Indonesia saat ini dalam bahaya. Sebab jika demokrasi lenyap, lenyap pulalah Indonesa merdeka.
Juga di jelaskan oleh Rocky Gerung tentang bahaya hancurnya sistim demokrasi saat ini oleh kekuatan politik yang mengarah kepada single party dalam proses demokrasi atau yang dikenal dengan istilah oligarki. Situasi ini sangat mirip dengan sistim NAZI dan Partai Komunis Cina.
Dalam suatu pertemuan langsung dengan Rizal Ramli di Bandung digambarkan oleh Letjen Pur TNI AD Yayat Sudradjat, mantan Kabais yang juga tokoh Sunda terkait sistim kelola negara hari ini sebagai pemerintahan kumaha aing (pemerintahan semau gua).
Masalah yang multi faktor, komplikasi serta kritis ini tergambar secara nyata pada fakta dan data empiris di masayarakat dan dirasai dampaknya oleh segenap anak bangsa tanpa terkecuali sebagai bentuk penjajahan di era modern oleh asing dan pribumi.
Situasi yang dirasakan sebagai yang terberat sejak kemerdekaan. Sebab penambahan kasus yang sangat cepat bagaikan wabah di satu sisi dan penanganan oleh pemerintah yang disifatkan pemerintah gagal di sisi lain. Situasi ini bagaikan gelap malam yang semakin mencekam, mengancam dan menyeramkan bagi segenap rakyat dan bangsa.
Dalam situasi ini, tentu sekali bahwa setiap anak bangsa sangat mengharapkan tampilnya para tokoh bangsa sebagai falak dan fajar yang menghentikan gelapnya malam serta kepastian munculnya sang mentari.
Eksisnya Dr. Rizal Ramli dalam segala persoalan dan pembangunan bangsa sejak mahasiwa di ITB Bandung hingga hari ini dengan jiwa dan semangat patriotik serta konsisten adalah fajar dan sinar cahaya bagi bangsa dan negara untuk keluar dari kegelapan malam dengan segala problem secara total menuju perubahan dan kebangkitan serta kemajuan. Demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rizal Ramli ibarat fajar dan sinar bagi bangsa dan rakyat menyambut kehidupan baru dengan kepastian terbitmya sang mentari melebur segala kegelapan yang menyelimuti bangsa selama ini.
[***]