KedaiPena.Com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah takjub melihat pendemo yang melakukan aksi 4 November 2016. Kalau dihitung, jumlah orang dari Istiqlal ke Istana tidak putus dan menutup semua ruas jalan, bisa mencapai sejuta orang. Belum lagi yang ada di bundaran HI, Bundaran Bank Indonesia.
Demikian disampaikan Fahri Hamzah dalam keterangan pers yang diterima Redaksi, ditulis Sabtu (5/11).
Fahri sendiri merasa Presiden Jokowi tidak memiliki kepemimpinan dan tidak memiliki perasaan karena telah mengabaikan jutaan pendemo yang datang dari seluruh daerah di Indonesia. Jokowi dinilainya juga tidak memiliki kepribadian timur karena tidak mau menerima tamu yang sudah hadir di depan pintu kediamannya.
â€Para pendemo itu datang dari seluruh Indonesia, seperti Aceh, Padang, Medan, Jogjakarta, Solo, NTB, Makasar dan lain-lain menggunakan biaya sendiri untuk menyampaikan aspirasi mereka dan yang mereka tuntut itu memang kewajiban pemerintah menegakkan hukum, tapi tidak diacuhkan. Jelas Jokowi tidak punya leadership dan tidak punya perasaan,†ujar Fahri.
Penolakan Jokowi terhadap para peserta aksi diyakini Fahri akan berdampak pada Jokowi sendiri. Dia akan terima akibat dari sikapnya karena telah menganggap remeh sesuatu yang besar. â€Ini akan fatal akibatnya buat Jokowi sendiri,†tegasnya.
Jokowi dinilainya juga tidak memahami sejarah, hukum maupun konstitusi Indonesia. Semua langkah Jokowi ini diyakini Fahri menjadi pertanda keberadaannya sebagai presiden apakah kedepan dia masih tetap ada atau tidak. Dukungan pada Jokowi yang ditegaskan oleh Jokowi sendiri secara sukarela karena rakyat merasa Jokowi ada untuk mereka sehingga rakyat ada untuk dia, akan hilang karena kini ketika rakyat membutuhkannya, Jokowi pergi.
“Volunterianisme yang menjadikan Jokowi besar datang dari perasaan rakyat memiliki pemimpin yang akan ada untuk mereka, makanya mereka pun mau mendukung dan berkorban. Sekarang perasaan itu tak ada lagi dan hilang karena sikap Jokowi sendiri yang tidak ada bagi rakyat. Orang tidak akan lagi mau mendukungnya,†imbuhnya.
Terakhir Fahri mengatakan bahwa ketika jutaan orang sudah merasa mereka tidak punya pemimpin, karena pemimpinnya tidak ada dan tidak hadir buat mereka,maka tunggu saja nanti. â€Menjadi pemimpin itu panggilan jiwa,kalau tidak ada panggilan jiwanya begini jadinya,†tandasnya.
Laporan: Rustan Affandy