KedaiPena.Com – Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah ‎menyesalkan banyaknya partai politik yang lebih memilih mencomot calon dari luar ketimbang mencalonkan kadernya sendiri di ajang Pilkada Serentak 2018.
Dengan kondisi demikian, Fahri pun mengaku cemas kualitas demokrasi dan partai politik di Indonesia bila fenomena semacam ini terus terjadi.
‎
“‎Karena kalau dilihat bagaimana penyelenggaraan pilkada ini betul-betul seperti orang main congklak. Penuh dengan misteri penuh dengan ketidakdugaan,” kata Fahri di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2018).
Fahri berujar seharusnya parpol merupakan ‎tempat melakukan kaderisasi untuk kemudian menciptakan pemimpin-pemimpin berkualitas.
‎
“Parpol adalah sekolah politik sekolah calon pemimpin, candradimuka lahirnya pemimpin. Oleh sebab itu ada keharusan parpol setia dengan kadernya, setia dengan bibit-bibit yang disepai untuk kemudian dicalonkan menjadi pemimpin nasional,” kritik Fahri.
Menurutnya, rakyat berhak untuk mengetahui latar belakang calon pemimpinnya.‎ Bukan serba dadakan seperti yang terjadi di beberapa daerah. Dimana, Parpol baru mengumumkan calon yang akan diusungnya di menit-menit terakhir.
‎
“‎Ini kaya rekrutmen tenaga kerja, bukan rekrutmen cawalkot, cagub dan cabup,” tegas Fahri.
‎Lebih lanjut politisi asal Nusa Tenggara Barat ini menuding cara perekrutan semacam ini sebagai politik transaksional.
‎”Kalau dasarnya bukan idealisme, dasarnya adalah transaksi, dan tukar guling, dagang sapi yang tidak lain awal dari korupsi,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh