KedaiPena.Com – Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengaku prihatin terhadap penangkapan terhadap 8 tokoh dan seniman yang dilakukan Polda Metro Jaya. Menurut Fadli, tuduhan makar kepada para tokoh itu berlebihan dan tak masuk akal.
“Saya tak yakin mereka berniat apalagi berbuat makar. Setahu saya, sebagian besar yang kenal, mereka orang-orang yang peduli Merah Putih, kepentingan bangsa. Sebaiknya segera dilepaskan, jika tak ada bukti kuat,” kata Fadli Zon Jumat (2/12).
Menurutnya, penangkapan dengan tuduhan makar terhadap orang-orang yang namanya dikenal baik oleh publik, dan aktivitasnya mudah sekali terpantau oleh publik, tentu saja menerbitkan tanda tanya. “Saya kira polisi sedang mempertaruhkan kredibilitasnya terkait aksi penangkapan ini,†lanjut Fadli.
Selain mempertaruhkan kredibilitas, kata Fadli, penangkapan ini juga telah menarik mundur iklim demokrasi di Indonesia. Penangkapan itu telah membungkam kritik dan menindas kebebasan berpendapat di muka umum.
“Jangan sampai sesudah melewati fase negara militer, kini kita malah memasuki fase negara polisi. Kita bisa bersama-sama menyaksikan bahwa aksi damai jutaan rakyat dan umat di lapangan Monas sama sekali jauh dari kesan makar seperti yang sebelum ini selalu didengung-dengungkan,” tuturnya.
Wakil Ketua Umum partai Gerinda ini pun mempertanyakan logika yang digunakan dalam tuduhan makar kepada para tokoh tersebut. Apalagi sambungnya, menyangkut Rachmawati yang diketahui sebagai puteri dari Proklamator Soekarno, yang juga diketahui kini memiliki keterbatasan fisik.
“Dan DPR memiliki fungsi pengawasan dan kontrol. Dalam waktu dekat DPR melalui Komisi III akan segera meminta penjelasan Kapolri untuk menanyakan persoalan-persoalan ini,” pungkasnya.
Lebih jauh Fadli mengatakan, Polri diminta tidak melakukan tindakan kontra-produktif dan bahkan cenderung provokatif. “Ketika publik semakin dewasa dalam berdemokrasi, jangan sampai penangkapan ini justru tindakan sewenang-wenang, abuse of power,†katanya.
Diketahui, sebanyak 8 tokoh ditangkap Polda Metro Jaya dengan tuduhan Makar. Ke delapan orang tersebut adalah Sri Bintang Pamungkas, Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani, Kivlan Zein, Rachmawati Soekarnoputri, Firza Huzein, Adityawarman Thaha, dan Eko Suryo Santjojo.
Laporan: Muhammad Hafidh