KedaiPena.Com – Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menilai merenggangnya kohesi sosial dan munculnya ketegangan di tengah-tengah masyarakat saat ini tidak hanya diakibatkan oleh sentimen SARA, tetapi karena persoalan ketimpangan.
Merenggangnya kohesi yang kemudian meletup ke permukaan seolah sebagai bentuk ketegangan dan gesekan sosial berbasis yang selama ini terjadi sebenarnya selalu berlangsung pada kondisi struktural tertentu yang sama sekali tak bersifat SARA.
“Struktur yang telah dan selalu membuat gesekan itu muncul selama ini, dalam catatan saya, tak lain adalah ketidakadilan sosial. Jika struktur ekonomi-politik mulai dan makin tidak adil, maka pada saat itulah gesekan sosial terjadi dan kohesi sosial mulai melonggar,” jelas Fadli dalam siaran pers yang diterima KedaiPena.Com, Minggu (13/8).
Fadli juga menjelaskan, ketimpangan ini sama sekali tidak boleh diabaikan. Sebab, pasar bebas dan demokrasi yang hanya dikuasai oleh sekelompok kecil yang membuat masyarakat sangat rentan melahirkan konflik dan instabilitas.
“Inilah sebenarnya yang menjadi ancaman terbesar kebhinekaan kita. Problemnya, pemerintahan saat ini terus-menerus fokus pada pembangunan infrastruktur, yang tidak punya implikasi jangka pendek bagi kehidupan ekonomi rakyat, dan mengabaikan hadirnya problem ketimpangan ini,” beber dia.
Selain itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menilai masalah ketimpangan dalam beberapa tahun terakhir seharusnya membuat kita meninjau kembali corak pembangunan yang selama ini berlangsung. Ke depan, kata Fadli, corak pembangunan harus semakin inklusif, demi menciptakan pembangunan inklusif tersebut, persis di situ terletak urgensi gagasan demokrasi ekonomi.
“Karena setidaknya, ada tiga prinsip yang membuat kenapa gagasan demokrasi ekonomi kita butuhkan, yaitu prinsip keadilan sosial, prinsip partisipasi, dan prinsip intervensi,” jelas Fadli.
“Dan Pemerintah tidak boleh membiarkan distribusi kesejahteraan diatur oleh mekanisme pasar. Pemerintah harus terlibat aktif dalam membentuk struktur perekonomian yang adil melalui sejumlah intervensi struktural†tandas Fadli.
Laporan: Muhammad Hafidh