KedaiPena.Com – Dalam keadaan yang penuh ketidakpastian karena pandemi Covid-19, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mencoba memetakan perubahan signifikan terkait regulasi pemerintah yang mempengaruhi bisnis di segmen kendaraan komersial di Indonesia.
Perubahan tersebut disebabkan oleh penerapan tegas regulasi anti ODOL (Over Load, Over Dimesion), implementasi bahan bakar bio solar B30, dan implementasi EURO4 pada kendaraan niaga.
Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Ernando Demily menjelaskan, regulasi anti ODOL sebenarnya bukanlah sebuah kebijakan baru.
Ia menjelaskan, dengan semakin tegasnya pemerintah mengatasi kendaraan niaga yang over dimension dan over load mengindikasikan keseriusan guna menciptakan ekosistem sehat untuk pebisnis maupun keselematan pengendara.
“Dengan ditegaskannya penerapan aturan anti ODOL dari sudut padang pengusaha truk akan menambah beban operational dan tarif dasar logistik. Para pengusaha harus mencari cara untuk dapat mengefisienkan biaya kepemilikan dan operasional kendaraan niaga,” kata dia, Rabu, (15/7/2020).
Selain itu, kata dia, pemerintah juga telah menerapkan implementasi bahan bakar solar B30 pada kendaraan niaga, dengan kebijakan ini muncul kekhawatiran dari pengusaha pada kondisi kendaraan niaga yang mereka gunakan.
Terkait hal ini, tegas dia, Isuzu telah melakukan studi serta penyesuaian, dan menyatakan unitnya siap untuk menggunakan bahan bakar B30 selama tetap melakukan perawatan berkala.
“Namun terkait pandemi Covid-19, pemerintah mengambil langkah untuk menunda implementasi EURO4 pada kendaraan niaga yang direncanakan pada April 2021 ditunda menjadi April 2022. Isuzu sebagai bagian dari GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonsesia) menyetujui langkah pemerintah melakukan penundaan penerapan kebijakan EURO4,” papar dia.
Dia menjelaskan, hal ini didasari pada loyonya ekonomi yang akan membuat pebisnis enggan untuk berinvestasi pada kendaraan niaga.
Sebagai partner, Isuzu Indonesia tentunya menyadari bahwa hal ini tentu akan memberatkan para pebisnis karena biaya investasi untuk penggantian seluruh armada tidak akan murah.
“Meski demikian, PT Isuzu Astra Motor Indonesia selaku perusahaan manufaktur kendaraan niaga tetap mendukung aturan pemerintah pada penerapan implementasi EURO4 karena dalam jangka panjang akan meningkatkan daya saing industri otomotif Indonesia di level global,” ungkap dia.
Isuzu sendiri, lanjut dia, telah memperkenalkan teknologi mesin commonrail yang menjadi standar pada saat kebijakan EURO4 diterapkan sejak tahun 2011 di unit Isuzu Giga.
“Isuzu GIGA adalah medium truk pertama di Indonesia yang sudah menggunakan mesin commonrail yang readu EURO4, dan pada saat ini kami sedang mempersiapkan segala sesuatunya akan pada saat implementasi berlangsung seluruh ekosistem kami telah siap” jelas dia.
Dia menegaskan, sejak pemerintah mengatakan mengimplementasikan Euro 4 Isuzu sendiri segera bersiap diri.
“Begitu pula dengan kebijakan bahan bakar bio diesel B30, seluruh engineer kami di Indonesia bekerja sama dengan prinsipal kami di Jepang segera mempersiapkan produk yang sesuai”, tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi