KedaiPena.Com – Sebagai pos terakhir sebelum melakukan treking ke Kampung Adat Baduy, Terminal Ciboleger dikelilingi oleh banyak warung serta tempat ‘souvenir’.
Etty (49) adalah satu dari banyaknya pedagang yang menjajakan makanan dan minum serta cinderamata di Terminal Ciboleger.
Warung Etty sendiri kerap dipilih wisatawan untuk mengisi perbekalan sebelum melakukan treking ke Kampung Adat Baduy.
“Wisatawan juga bisa nginep juga di sini. Kalau kita sih minta bayarannya sukarela. Kita kasih berapa saja, ambil,” ujar Etty saat berbincang dengan KedaiPena.Com, beberapa waktu lalu.
Selain itu, warung yang dimiliki oleh ibu dari empat orang anak ini juga menjual sejumlah produk kerajinan tangan khas Kampung Adat Baduy. Salah satu yang paling menjadi favorit ialah madu.
“Orang Baduy nitip. Nanti saya setor, untuk yang botol kecil saya jual Rp50 ribu. Sedangkan, botol besar Rp100 ribu,” ujar Etty.
Meskipun banyak menjajakan sejumlah makanan hingga produk kerajinan tangan khas Kampung Adat Baduy, Etty mengaku, pendapatannya kerap naik turun.
“Penghasilan Sabtu-Minggu lumayan. Libur panjang juga lumayan. Kalau hari-hari biasa sepi paling cuma dapat Rp10 ribu atau Rp20 ribu saja,” papar Etty.
Dengan kondisi demikian, Etty yang mengasuh keempat anaknya sendirian lantaran telah ditinggal suaminya meninggal mengaku tertarik untuk ikut serta dalam program pekerja informal di BPJS Ketenagakerjaan.
Hal tersebut, lanjut Etty, lantaran selama ini biaya pengobatan dirinya beserta keempat anaknya ditanggung secara pribadi oleh Etty.
“Kalau sakit selama ini menggunakan biaya sendiri, jadi saya tertarik ikut dan ingin penjelasan lebih lanjut soal BPJS Ketenagakerjaan,” pungkas Etty.
Laporan: Muhammad Hafidh