KedaiPena.Com – Gonta-ganti jabatan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) terjadi selama lebih tiga tahun pemerintahan Presiden Jokowi.
Ketua Umum Solodaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe), Binsar Effendi Hutabarat Pertamina perlu diselamatkan dari kekeliruan kebijakan yang diterapkan oleh Menteri BUMN Rini M Soemarno.
Menurut Binsar Effendi yang Ketua Umum Komunitas Keluarga Besar Angkatan 1966 (KKB ’66), Menteri Rini menunjuk Dwi Sutjipto pengganti Karen Agustiawan yang sebelumnya menjabat Direktur Hulu Pertamina, hanya karena Dwi Sutjipto berhasil melakukan ‘privatisasi’ semen.
“Sedangkan menunjuk Elia Massa Manik untuk menggantikan Dwi Sutjipto selain berhasil menyehatkan bisnis PT Elnusa Tbk anak perusahaan Pertamina, juga beralasan karena Elia M Manik berhasil melakukan ‘holding’ perkebunan,” Jakarta, ditulis Rabu (25/4/2018).
“Padahal urusan bisnis migas yang strategis dan kompleks itu tidak bisa diurus oleh profesional yang bukan ahlinya, seperti ahli semen maupun ahli perkebunan” tuturnya.
Adapun sumbang saran yang akan disampaikan kepada Presiden Jokowi yang atasannya Menteri BUMN Rini M Soemarno adalah, Pertamina harus menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM); melaksanakan program satu harga BBM; target laba Pertamina minimal US$ 4 miliar setara Rp 56 triliun pertahun dengan menitikberatkan pada 70 persen laba di bisnis hulu migas.
Proyek kilang ‘refinery’ baru dan ‘up grading refinery’ lama yang harus berjalan untuk meningkatkan kapasitas produksi migas nasional.
“Tentunya dengan komitmen kuat terhadap pemberantasan mafia migas ke akar-akarnya, kemudian meningkatkan kesejahteraan pekerja berdasarkan ‘merit system’ serta kesejahteraan dan peningkatan pelayanan kesehatan pensiunan Pertamina sebagai stakeholder yang telah berkontribusi sejak merintis, membangun dan membesarkan Pertamina,” ujar Binsar Effendi yang juga Ketua Dewan Penasehat Markas Besar (Mabes) Laskar Merah Putih (LMP).
Peningkatan kinerja anak-anak perusahaan sebagai ‘profit center’, kemudian jadikan Pertamina sebagai ‘world class company’ serta masuk sebagai ‘Top Ten National Oil Companies’ (NOC) dalam waktu lima tahun ke depan.
“Sedangkan ‘holding’ migas diterapkan untuk meningkatkan ‘benefit to asset ratio’ Pertamina,” lanjut Binsar Effendi.
Dalam save Pertamina, eSPeKaPe menyarankan perubahan mindset kerja dan budaya perusahaan sebagai perusahaan kelas dunia dalam lima tahun ke depan.
“Sementara melakukan rasionalisasi pekerja secara alami dengan menerapkan ‘competences based employee’,” imbuh Binsar Effendi.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas