KedaiPena.com – Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif mengatakan potensi penambahan pendapatan negara bisa melesat hingga delapan kali lipat dari hilirisasi bauksit menjadi alumina.
Berdasarkan catatannya, pada 2021 harga bijih bauksit berada di level 24 -30 Dollar Amerika per ton atau sekitar Rp469.323 per ton. Hal itu menyumbang pendapatan negara sebesar 628 juta Dollar Amerika atau setara dengan Rp9,8 triliun (asumsi kurs Rp15.646 per Dollar Amerika) dengan penjualan sebanyak 23 juta ton bijih bauksit.
Sementara apabila dijual berupa alumina, penerimaan negara diperkirakan bisa melejit menjadi delapan kali lipat dengan asumsi harga alumina kini sekitar 200 – 300 Dollar Amerika per ton.
Dengan asumsi penjualan pada volume yang sama saja, penerimaan negara akan naik menjadi 5 miliar Dollar Amerika atau sekitar Rp79 triliun.
“Dengan harga bijih bauksit itu kira-kira 24-30 Dollar Amerika per ton itu kemarin tahun 2021. Kita menjual sekitar 23 juta ton itu sekitar 628 juta Dollar Amerika. Itu sedemikian rupa, begitu angka ini akan melesat apabila kita berhasil menjadi alumina dari bijih bauksit dalam proses smelter bauksit grade alumina. Ini harga jualnya dapat menjadi sekitar 200-300 Dollar Amerika per ton. Anda bisa bayangkan delapan kali kurang lebih ya,” kata Irwandy, dikutip Jumat (25/8/2023).
Menurutnya, nilai tersebut dapat terdongkrak lagi apabila Indonesia mengolah alumina menjadi aluminium. Apalagi, harga aluminium kini sudah mencapai di level 2.000 Dollar Amerika per ton.
“Kemudian, terlebih lagi alumina diolah menjadi aluminium harga jualnya melesat hingga US$ 2000 per ton. Jadi kita bisa bayangkan bagaimana pengaruhnya terhadap penerimaan negara,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa