KedaiPena.Com –Â Peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP), Gede Sandra mengkritik rencana Kementerian ESDM dan PLN yang ingin menghapus sebagian besar kelas golongan pelanggan listrik rumah tangga (RT) bagi penerima subsidi.
Gede Sandra juga mengingatkan, agar PLN maupun ESDM dapat memikirkan kembali wacana yang ingin membagi pelanggan listrik hanya menjadi dua kelas golongan yakni 4.400 VA dan 13.200 VA.
“Kebijakan ini harus dipikir baik-baik untuk dikonkretkan. Sebab, jika dilakukan kebijakan tersebut, artinya pemerintah mengasumsikan seluruh rumah tangga menengah ke bawah membutuhkan daya 4300VA untuk kegiatan sehari-harinya,” jelas dia kepada KedaiPena.Com, Kamis (9/11).
Tidak hanya itu, kata dia, rencana menghapus sebagian golongan listrik ini juga tidak sesuai dengan data baru yang diluncurkan oleh Badan Pusat Statistik. Sebab, jika mengacu data BPS jelas ada pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Seharusnya upaya yang dapat dilakukan untuk menambah anggaran elektrifikasi 100 persen di 2019 adalah melalui serangkaian pembenahan inefisiensi di tubuh PLN. Bukan lagi-lagi dengan memaksa rakyat bawah untuk bayar lebih banyak,” beber dia.
“Dan berdasarkan hitungan kami untuk anggaran yang dapat diselamatkan, dari pemangkasan mark up proyek, pembelian bahan bakar, dan penurunan rugi transmisi operasional PLN saja mencapai Rp60an triliun. Langkah-langkah ini lah yang harusnya dapat dipikiran pemerintah,” tandas akademisi Universitas Bung Karno ini.
Untuk diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebut, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bakal menghapus sebagian besar kelas golongan pelanggan listrik Rumah Tangga (RT) bagi penerima nonsubsidi. Nantinya, kata Jonan, pelanggan nonsubsidi hanya akan terbagi pada dua kelas golongan, yakni 4.400 VA dan 13.200 VA.
Laporan: Muhammad Hafidh