KedaiPena.com – Menanggapi kritik Timnas AMIN pada hilirisasi nikel, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Erwin Aksa menilai Co-Captain 2 Timnas AMIN Thomas Lembong tak mengetahui betul ihwal nikel, sehingga melontarkan pernyataan demikian.
Ia juga mempertanyakan investor nikel mana yang kabur sebagaimana pernyataan Lembong sebelumnya.
“Tak mengerti nikel itu dia. Tak ada pasar kabur dari Indonesia, melainkan lebih kepada perkembangan teknologi baru yang kian maju dalam perkembangan baterai listrik. Bahan baku dasarnya ini ke nikel,” kata Erwin, dikutip Jumat (8/12/2023).
Ia menjelaskan bahwa ekspor nikel itu tak semata-mata hanya baterai belaka. Ada dua jenis nikel yang menjadi feronikel dan nikel kimia. Nikel kimia menjadi baterai, sedangkan feronikel menjadi stainless steel yang hari ini banyak digunakan sebagai rangka mobil dan pesawat terbang.
“Jadi jangan serta merta nikel itu hanya untuk baterai, bukan,” ucapnya.
Erwin juga menyatakan Prabowo-Gibran akan melanjutkan program hilirisasi nikel dan berjanji takkan mengekspor nikel dalam bentuk bahan baku jika terpilih di Pilpres 2024.
“Pindahkan pabrik kalian yang ada di Eropa sana, pindahkan pabrik kalian di Amerika sana, supaya pabriknya di sini. Nanti kita ekspor dalam bentuk jadi, baterainya jadi, kita ekspor baterainya,” ucapnya lagi.
Ia menyatakan langkah itu akan membuka lapangan kerja baru di Indonesia sekaligus mendorong transfer of technology dan knowledge bagi tenaga kerja lokal.
“Kita sekarang juga ekspor feronikelnya. Tetapi kita tidak ingin 100 persen diekspor, kita ingin feronikel itu sudah bisa menjadi turunan lain, kan turunannya banyak,” kata Erwin.
Ia mengakui banyak negara yang resah dengan kebijakan larangan ekspor nikel tersebut hari ini.
“Mereka merasa dirugikan lantaran suplai bahan baku nikel menjadi turun. Ya mereka merasa nanti pabrik mereka yang ada di Cina, di sana tutup karena kita enggak suplai bahan baku,” tandasnya.
Sebelumnya, Co-captain 2 Timnas AMIN Thomas Lembong menyatakan kebijakan hilirisasi yang diusung oleh pemerintah saat ini membuat pasar kabur mencari pemasok bahan baku lain.
Ia mengatakan kebijakan hilirisasi nikel tak memperhitungkan kondisi pasar. Akibatnya, banyak pabrikan mobil yang kini meninggalkan nikel dan mencari bahan baku baterai listrik yang lain.
Laporan: Ranny Supusepa