KedaiPena.Com – Posisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia memang dilematis. Di satu sisi BUMN ‘multiple principal‘. Di sisi lain ‘multiple objective‘.
“Disebut ‘multiple principal‘ karena punya banyak bos. Selain Kementerian BUMN, ada juga bos Kemenkeu dan lain-lain,” kata Menko Ekuin era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Lalu, disebut ‘multiple objectiv‘ karena BUMN tidak hanya memiliki tujuan tunggal, mencari untung sebanyak-banyaknya. Tapi juga memperhatikan aspek sosial seperti perbaiki lingkungan membantu menyelesaikan masalah keterbelakanagan, membantu pembangunan dan lain sebagainya.
“Tim baru (dengan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN), harus merumuskan, mencari ‘streamline‘ kedua faktor itu,” kata Menko Maritim dan Sumber Daya periode pertama Presiden Jokowi itu.
RR, sapaannya, mengungkapkan, kombinasi Menteri BUMN Erick Thohir dengan dua wakil menteri (wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo harus bisa mendefiniskan BUMN menjadi levih baik.
Rizal lalu menjelaskan langkah konkret yang harus diambil tim BUMN baru, yakni membuat kesepakatan dengaan menteri lain agar tidak terlalu ‘overlap‘ mengurus BUMN.
Ia pun menjelaskan, sebenarnya dalam berbisnis, utang tak jadi masalah kalau disertai peningkatan ‘revenue‘ produktivitas.
Tapi yang jadi masalah, ada BUMN yang utangnya naik tujuh kali lipat, tapi ‘revenue‘ hanya naik satu kali.
“Ini ‘gap‘ besar, khususnya di sektor konstruksi,” tandas Rizal.
Laporan: Muhammad Hafidh