KedaiPena.Com – Era Digital dan globalisasi dimana Informasi makin tidak terikat ruang dan waktu. Namun, demikian hal itu malah semakin membuat keterasingan terhadap nilai- nilai kemanusiaan justru makin meningkat.
Padahal kecepatan informasi ini diharapkan dapat membawa manusia makin menjadi cepat mengerti mengenai perkembangan informasi di sekitarnya. Era digital dan globalisasi juga diharapkan dapat membuat ikatan empati dan kebersamaan sesama anggota masyarakat makin meningkat bukan sebaliknya.
“Keterasingan terhadap nilai kemanusiaan terjadi karena karena globalisasi lebih menitik beratkan pada kecepatan penyebaran informasi , bukan kedalaman isi dan manfaat informasi tersebut , informasi yang dibagi pada saat dan era ini cenderung mengabaikan kepantasan, kedalaman dan kebenaran,” kata Staff Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo dalam keterangan, Jumat, (8/10/2021).
Benny sapaanya menjelaskan, hal tersebut telah membuat manusia menjadi mahkluk satu dimensi yang mengagungkan Informasi instan serta mengabaikan norma dan nilai.
Bahkan, tegas dia, masyarakat cenderung tidak melakukan penyaringan atas berita yang didapatkan agar selalu terlihat aktual.
“Hal ini menyebabkan banyak masyarakat terjebak dalam menyebarkan banyak berita bohong,hoaks dan tidak bermanfaat yang berujung pada survei Microsoft yang menyebutkan bahwa warganet indonesia adalah warganet dengan nilai kesopanan terendah di dunia,” papar Benny.
Benny memandang, cara memperbaiki masalah adalah dengan menanamkan dan mengaktualisasikan nilai- nilai kebangsaan pancasila. Hal itu, dapat dimulai dengan mengarusutamakan nilai keluarga dalam media massa, media sosial, dan televisi .
“Kita juga harus dapat memenuhi ruang ruang publik dengan berita dan informasi bernuansa positif yang mampu meningkatkan rasa kebersatuan dan bangga terhadap keberagaman yang kita miliki hal ini niscaya dapat menjadi jawaban terhadap issue dan informasi negatif yang cenderung merusak dan mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia,” papar Benny.
Benny menegaskan, bangsa Indonesia khususnya pemuda juga harus menjadikan Pancasila sebagai gugus insting yang mempengaruhui cara berpikir, bertindak, bernalar, dan berelasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Hal ini dibuktikan dengan menambah kecerdasan literasi dengan selalu senantiasa menelaah dan menyaring menggunakan kecerdasan dan logika berpikir tentang informasi yang mereka terima ,pertanyaan mendasar seperti apakah berita itu benar? Dan apakah berita itu bermanfaat? Niscaya akan membuat kita menjadi selektif serta bijaksana dalam berperilaku di dunia maya,” tandas Benny.
Laporan: Muhammad Hafidh