KedaiPena.Com – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku impor beras 500 ribu ton merupakan arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Hal ini dilakukan guna menambah pasokan beras dalam negeri, sebab stok beras di Bulog berada di bawah angka 1 juta ton.
Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai bahwa apa yang akan dilakukan oleh JK dan Enggar secara tidak langsung akan berdampak pada kepercayaan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Selain bikin heboh, dampaknya sangat mengerus kepercayaan publik kepada Jokowi. Presiden dianggap tidak konsisten dalam sebuah kebijakan, dan Presiden Jokowi dianggap tipe orang yang hanya “yes men” kepada anak buah sendiri,” ujar Uchok kepada wartawan, Jumat (19/1/2018).
Uchok juga menjelaskan bahwa para pembantu Jokowi selama ini hanya terkesan menyenangkan hati sang kepala negara. Ia mengatakan hal tersebut lantaran sering terjadinya perbedaan data antara dua kementerian di Kabinet Kerja Jokowi.
“Bisa dilihat dari data yang disajikan Kementerian Pertanian (Kementan), dijelaskan bahwa produksi gabah Indonesia dalam satu tahun mencapai 5 juta ton dan jika dikonversikan akan menjadi 3 juta ton beras. Sementara, kebutuhan konsumsi nasional adalah sekitar 2,6 juta ton beras. Artinya masih ada surplus sekitar 400 ribu ton. Lalu muncul data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) stok beras di Bulog berada di bawah 1 juta ton, yang berarti kurang dan harus melakukan impor,” jelas Uchok.
Dengan kondisi demikian, Uchok menambahkan, pemerintah seperti tidak memiliki data yang jelas dan bisa dipercaya. Padahal, data ini sebagai rujukan penting pemerintah dalam mengambil keputusan besar.
“Makanya, kepada Presiden Jokowi, kalau mau blusukan ke petani, jangan asal blusukan. Sok merakyat tapi ternyata tidak punya data yang valid sebagai pedoman untuk memecahkan persoalan,” tandas Uchok.
Laporan: Muhammad Hafidh