KedaiPena.Com – Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin mengapresiasi Kementerian Pertanian yang sudah memulai mengembangkan biodiesel dari bahan baku Kemiri Sunan. Bila pemerintah serius mengembangkan energi terbarukan dari Kemiri Sunan ini, maka dalam waktu ke depannya, persoalan mahalnya BBM yang dikeluhkan masyarakat dapat teratasi.
“Dari 14 juta hektar lahan tidur, selain untuk peningkatan tanaman pangan, masih sangat leluasa bila pemerintah membangun industri energi terbarukan dari tanaman Kemiri Sunan ini. Namun upaya pengembangan solar dari tanaman ini tidak mudah bila hanya satu atau dua institusi saja yang bersemangat. Perlu dukungan pimpinan nasional untuk mengkoordinir keseriusan pengembangan biodiesel ini untuk masa-masa yang akan datang,” ujar Akmal.
Politisi PKS ini menjelaskan bahwa Kemiri Sunan sangat potensial bila saat ini dikembangkan. Kita mengetahui bahwa kondisi perekonomian yang memicu biaya tinggi, salah satu sumbernya berasal dari tingginya harga BBM.
Untuk saat ini, pemerintah sudah mengembangkan Kemiri Sunan di beberapa wilayah untuk ditanam. Namun keseriusan pengembangannya, hanya berasal dari sebagian kecil institusi pemerintah dan dari individu-individu di beberapa kementerian saja. Sehingga untuk menjadi kebijakan yang besar, sepertinya perlu waktu yang relatif lama.
Legislator dari Sulawesi Selatan II ini pernah ditunjukkan oleh peneliti dari Kementerian Pertanian, bahwa solar dari bahan dasar Kemiri Sunan ini tidak ada asap sama sekali. Hasil uji di beberapa kendaraan bermesin diesel, yang 100% memakai BBM nabati ini, menunjukan konsumsi pada mesin diesel 2.500 cc sebesar 18-22 km/liter.
“Solar dari Kemiri Sunan ini sangat mengagumkan. Semoga pemerintah di waktu yang akan datang serius mengembangkannya,†harap Andi Akmal.
Akmal yang juga lulusan IPB ini juga berharap, pemerintah dapat serius mengembangkan biodiesel yang tujuan akhirnya mengkondisikan ekonomi biaya rendah untuk berbagai keperluan masyarakat.
“Pengembangan solar dari Kemiri Sunan ini akan serius oleh negara tidak dapat hanya satu dua institusi saja seperti Kementerian Pertanian atau Kementerian ESDM saja. Bila Presiden atau Wapres yang langsung memimpin pengembangan biodiesel ini, saya yakin ke depannya negara ini tidak direpotkan oleh masalah BBM,” tutup Andi Akmal Pasluddin.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas