KedaiPena.Com- Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi berharap, upaya penyelamatan empat pekerja pembangunan base transceiver station (BTS) milik Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di daerah Okibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan dapat segera dilakukan.
“Tentunya kita berharap upaya penyelamatan dan pembebasan sandera bisa segera dilakukan. Namun pemerintah dan TNI-Polri saya kira juga harus mengevaluasi dan melakukan pembenahan secara cepat,” kata Khairul Fahmi dalam keterangan tertulis, Minggu,(14/5/2023).
Ia pun mengingatkan, pentingnya distribusi peran yang jelas dalam perbantuan TNI pada tugas-tugas kepolisian. Polri, kata dia, perlu lebih fokus pada tugas utamanya yaitu melindungi masyarakat dan memelihara keamanan.
“Selain tentu menegakkan hukum,” jelas Khairul Fahmi.
Khairul Fahmi melanjutkan, untuk TNI yang masuk dalam kerangka OMSP perbantuan pada kepolisian di Papua semestinya juga tidak melupakan tugas pokoknya yakni sebagai penjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah negara.
“Kesiapan ini saya kira dapat dipenuhi bila pembina fungsi, dalam hal ini para kepala staf angkatan dapat menyiapkan prajuritnya untuk siap tempur di penugasan-penugasan yang akan ditentukan, dengan lebih dini dan optimal dalam proses latihan pratugas. Dari sini, kegagalan operasi dan skenario akan sangat mungkin dihindari,” pungkas dia.
Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB menyandera empat pekerja pembangunan base transceiver station (BTS) milik Bakti Kominfo. Penyanderaan itu dilakukan di daerah Okibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring mengatakan insiden itu terjadi pada Jumat (12/5/2023). Dia mengatakan dua orang mengalami luka-luka.
Sembiring mengatakan penganiayaan bermula saat lima orang petugas dari Bakti Kominfo meninjau lokasi pembangunan BTS di Okibab. Peninjauan itu juga dilakukan oleh Kadis Kominfo Pegubin.
Laporan: Tim Kedai Pena