KedaiPena.Com – Presiden Jokowi marah, menyindir dan menyebut ada yang salah dengan ekspor Indonesia yang masih kalah dengan negara tetangga di ASEAN.
Presiden menyebut ekspor Indonesia pada 2017 mencapai USD145 miliar masih kalah dengan Thailand yang mencapai USD231 miliar, Malaysia USD184 miliar dan Vietnam yang mencapai USD160 miliar.
Peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP) Gede Sandra menyambut baik, kemarahan Presiden Jokowi.
“Syukurlah Presiden mawas diri, bahwa memang ada strategi yang salah dalam tim ekonomi,” kata dia, kepada KedaiPena.Com, Kamis (1/2/2018).
Gede juga menilai, marahnya Presiden menandakan dirinya juga merasa masalah gerak ekonomi yang lambat dapat mengganjal rencananya memimpin 2 periode.
Meskipun secara politik dapat dikatakan hampir tidak ada masalah mengganjalnya.
Namun Gede meminta Presiden Jokowi tidak hanya menyalahkan Menteri Perdagangan atas rendahnya ekspor Indonesia dibanding negara terangga.
Karena, menurutnya, cerdas atau tidaknya kerja Tim Ekonomi sepenuhnya berada pada kendali Menko Perekonomian.
Selain itu juga Menteri Keuangan dan Menteri BUMN juga harus dievaluasi.
“Kinerja ekspor sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor industri dan UKM. Bila Menko Perekokomian setuju program pengetatan (austerity policy) Menteri Keuangan pada dunia industri kecil menengah, dengan menurunkan batas omset kena pajak, ya sama saja Tim Ekonomi berkolaborasi menghambat kinerja ekspor. Ini bukan kerja cerdas, keduanya (Menko Perekokomian dan Menkeu) harus dievaluasi juga,” sambung Gede.
Seperti diberitakan (25/1) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) sudah menolak rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani menurunkan batasan omzet Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang saat ini sebesar Rp 4,8 miliar per tahun.
“Menteri BUMN juga harus bertanggung jawab karena belum sanggup membuat BUMN kita menjadi pemain dunia yang agresif menguasai pasar ekspor dunia. Yang terjadi malah kita rugi terus dan nilai saham turun,†keluh Gede.
Laporan: Muhammad Hafidh