KedaiPena.Com – ‘Ending’ seluruh ibadah di bulan puasa adalah menjadi orang yang bertaqwa. Inilah tujuan beribadah kepada Allah SWT.
Demikian dikatakan Ustaz Syamsuri dalam khutbah Idul Fitri yang disampaikan di Masjid Al Mutaqqin, Komplek Griya Melina, Rawakalong, Parung, Bogor, Jumat (15/6/2018).
“Dan yang menjadi pertanyaan apakah kita tujuan itu sudah tercapai? Yang bisa menjawab adalag diri kita masing-masing. Apalah kita sudah bisa mendapat gelar orang bertaqwa,” ujar Ustaz.
Dijelaskan sahabat nabi Ali Bin Abi Talib, setidaknya ada empat hal yang melekat pada diri seorang muslim yang bertaqwa.
“Pertama ada dalam hati rasa takut kepada Allah SWT. Semua yang ada di jagad raya milik Allah SWT. Oleh karenanya, orang tertaqwa tidak berani bermaksiat kepada Allah SWT. Sebab azab Allah SWT sangat pedih, tak kuat kita menanggungnya,” paparnya.
“Orang yang bertaqwa takutnya sangat kepada Allah. Barang siapa melakukan amal, akan dihisab, begitupun maksiat,” tambah dia.
Yang kedua, jelas Ustaz Syamsuri, beramal, beribadah, sesuai dengan Al Quran dan sunah rasul.
“Islam itu sempurna. Maka tidak boleh menambah dan tidak boleh mengurangi. Ibadah tidak boleh dengan perasaan, ikut-ikutan. Intinya, kualitas ibadah harus diperhatikan agar diterima oleh Allah SWT,” jelas Ustaz.
Sementara yang ketiga, ciri orang bertaqwa itu bisa menerima yang sedikit. Tapi bukan berarti malas, sebab Islam mengajarkan kita bekerja keras yang bermanfaat, apapun itu.
“Mintalah semua kepada Allah SWT. Menerima ketika sedikit, bersyukur ketika dikasih banyak oleh Allah SWT,” imbuhnya.
“Manusia pada hakikatnya tidak pernah puas sampai dia bertemu Allah SWT. Dan orang yang paling bahagia adalah yang qonaah terhadap semua pemberian Allah SWT,” Ustaz melanjutkan.
“Apapun yang diberikan Allah SWT, itu yang terbaik. Tidak baik menurut manusia, tapi itu yang terbaik bagimu, maka qonaah-lah,” kata dia lagi.
Lalu yang keempat adalah orang yang selalu mempersiapkan diri bertemu Allah SWT. Kehidupan dunia ini fana, sebentar, maka manusia harus mempersiapkan bekal untuk bertemu Allah SWT di hari akhir.
“Dunia ini akan meninggalkan kita, jadilah anak-anak akhirat, jangan jadi budak dunia. Dunia ini tempat kita beramal, di hari akhir hari perhitungan, tidak lagi waktu beramal,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh