KedaiPena.Com – Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Garuda Indonesia, Jiwasraya, PT Pos Indonesia dan PT Krakatau Steel mengalami kesulitan keuangan di ujung periode pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahkan PT Garuda Indonesia sampat membuat geger publik lantaran manipulasi laporan keuangan.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu memprediksi kedepan akan banyak BUMN yang menutup-nutupi laporan dan kondisi keuangannya seperti yang dilakukan oleh Garuda Indonesia.
“Masalah utama BUMN sekarang adalah tidak ada direksi yang berani menghadapi dan mengungkap masalah sesungguhnya hingga terjadinya pemalsuan laporan keuangan seperti Garuda. Ini soal kejujuran dan keterbukaan,” ujar Said Didu kepada KedaiPena.Com, Selasa (30/7/2019).
Said Didu berpandangan banyak perusahaan plat merah yang ketakutan untuk membuka laporan keuangan pada akhirnya akan mengakali laporan seperti Garuda Indonesia.
“Istilah saya ‘sampah di bawah karpet tidak bisa dibuka’. Saya curiga ini bisa juga terjadi di Pertamina,” tambah Said Didu.
Alasan Said Didu menyebut Pertamina didasari oleh banyaknya beban tugas yang diberikan kepada perusahaan minyak dan gas tersebut. Beban penugasan seperti BBM satu harga hingga pengambilalihan blok migas telah menyebabkan sejumlah permasalahan.
“Pemerintah memberikan penugasan yang membebani Pertamina. Utang pemerintah kepada Pertamina besar sekali. Laba Pertamina pada tahun 2018 adalah laba tidak jelas karena itu utang pemerintah tidak ada cash (tunai). Jadi sangat mungkin Pertamina akan mengalami kesulitan dana,” ungkap Said Didu.
Dengan kondisi demikian, Said Didu mengkritik kinerja dari Menteri BUMN Rini Soemarno. Menteri Rini dinilai mendukung anak usahanya untuk menyembunyikan ‘sampah-sampah‘ tersebut.
“Kalau saya sih mohon maaf saja Menteri BUMN ini menyembunyikan ‘sampah di bawah karpet’. Belum soal kinerja yang juga sangat tidak kompak dengan Menteri ESDM,” pungkas Said Didu.
Laporan: Muhammad Hafidh