KedaiPena.Com – Harusnya dalam situasi saat ini, Emmy Hafild jangan selalu mempersonifikasikan atau mengaitkan nama besar Walhi. Demikian dikatakan Ketua Walhi Jakarta, Puput TD Putra menanggapi sikap bekas seniornya itu yang mendukung reklamasi Teluk Jakarta, berbeda dengan sikap Walhi.
“Jangan mempersonifikasi dengan nama besar Walhi. Dia itu mantan pengurus yang punya pilihan sikap masing-masing berpolitik, apalagi dirasa menyimpang,” kata Putra, sapaannya kepada KedaiPena.Com, ditulis Selasa (21/3).
Walhi, sambungnya, dengan sejarahnya yang panjang telah terbukti akan terus berkomitmen dengan nilai moralitas yang tinggi dalam pembelaan terhadap lingkungan dan hak asasi manusia.
“Sedangkan mantan pengurus adalah bagian masa lalu yang tentu seiring berjalannya waktu dapat saja berubah atau memediasi nilai-nilai sesuai kepentingan politik dan eksistensi pribadi,” jelas dia.
Walhi, tambah Putra, akan selalu begerak demi keadilan dan lingkungan hidup yang lestari. Hal ini sesuai semboyannya dan akan tetap begitu, karena itulah mandat sejatinya.
Sebelumnya, Emmy Hafild, pendukung pasangan Ahok-Djarot, menyayangkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta yang mencabut izin reklamasi tiga pulau di Teluk Jakarta, yaitu Pulau K, I, dan F. 

Menurut Emmy, reklamasi merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan pantai utara di Jakarta yang telah rusak.
“Sebetulnya, kalau dibiarkan pantai utara tak layak huni karena pencemaran Teluk Jakarta tinggi sejak lama. Bahkan 1982, Walhi pernah mengangkat pencemaran karena merkuri,” ujar Emmy di Rumah Pemenangan Basuki-Djarot, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Emmy menjelaskan salah satu pencemaran adalah ekosistem di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu. Menurutnya, kondisi perairan sudah tidak layak dimana status kondisi air tidak memiliki jarak pandang lagi.
“Kalau dilihat dengan satelit, sampai jarak sejauh dua kilometer warna lautnya cokelat atau keruh. Bahkan di depan Muara Angke, tali tambang jangkar saja sudah enggak kelihatan. Begitulah Teluk Jakarta,” ujar Emmy, yang nama lengkapnya Nurul Almy Hafild.
Emmy, yang mantan Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara ini menuturkan kondisi pantai di ibu kota negara sudah sangat memalukan. Air laut yang hitam bercampur dengan limbah dan berbau. 

Dia mendesak untuk tidak membiarkan pantai utara Jakarta semakin rusak.
Menurutnya, harus ada ekosistem baru atau buatan di utara Jakarta yang untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat ibu kota.
Saat ini, Emmy adalah juru bicara bidang lingkungan hidup pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Emmy adalah Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) untuk dua periode, yakni 1996-1999 dan 1999-2001.
Laporan: Rustan Afandi