KedaiPena.Com – Tingginya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo dalam beberapa lembaga survei terkait kontestasi Pilpres 2024 tidak berbanding lurus dengan realitas kehidupan masyarakatnya.
Anggota DPR RI, Abdul Wachid yang notabenenya asli warga Jateng itu mengaku belum merasakan manfaat signifikan atas kepemimpinan Ganjar Pranowo selama dua periode berjalan.
“Elektabilitas boleh tinggi tapi jika dibandingkan dengan kinerjanya sebagai Gubernur belum terlihat nyata. Dalam realitasnya, masih banyak masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan di Jateng ini, masih banyak infrastruktur yang belum memadai sebagai penunjang aktivitas ekonomi warga Jateng dan banyak hal lainnya,” beber Ketua DPD Partai Gerindra Jateng itu kepada wartawan, Sabtu, (11/9/2021).
Wachid mengingatkan, memilih calon presiden tidak cukup hanya didasarkan pada hasil survei belaka.
“Masyarakat harus berkaca pada pengalaman sebelumnya dimana pemimpin yang dibesarkan dengan modal pencitraan tidak mampu menjawab tantangan dan kebutuhan rakyat yang sesungguhnya,” tegasnya.
Wachid menilai, di era serba teknologi digital seperti saat ini, tidak mengherankan seseorang yang tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas pun bisa dipoles jadi pemimpin.
“Ini yang perlu masyarakat sadari bahwa pemimpin yang berasal dari pencitraan bukan berasal dari rahim perjuangan tidak ada jaminan bakal membawa keadaan lebih baik,” ujarnya.
Wachid mengingatkan kembali, tingginya elektabilitas Ganjar Pranowo mesti di uji dengan berbagai program yang dia tawarkan selama ini kepada masyarakat Jateng.
“Kita harus mengujinya dengan realitas yang ada. Apakah program-program dia terukur, apakah selama menjabat Gubernur banyak yang terealisasikan janjinya atau sebaliknya. Sebab menjadi pemimpin bangsa dan negara ini tidak mudah, perlu pemimpin yang kuat, benar-benar memahami berbagai persoalan dari Sabang-Merauke bukan pemimpin yang hanya hilir mudik pencitraan di media.
“Kita tahu negeri ini negeri kepulauan yang sangat luas dengan beragam suku dan keberlimpahan Sumber Daya Alam (SDA) tentu saja diperlukan pemimpin yang kuat dan tidak mudah didikte kepentingan asing. Ingat kita harus belajar pada pengalaman sebelumnya,” sindirnya.
Laporan: Muhammad Lutfi