KedaiPena.Com – Perancang senior Musa Widyatmodjo menjadi bagian dari acara ini. Perancang senior ini menyajikan acara The Raden by Musa Widyatmodjo di ajang Jakarta Fashion Food Festival belum lama ini.
The Raden merupakan terjemahan sebagai eksplorasi bebas dari kebaya putih yang menjadi ikon Kartini.
“Kartini itu simbol perjuangan dan pahlawan perempuan dengan segala yang dia lakukan. Saya terinspirasi dengan The Raden kalau diterjemahkan adalah simbol perjuangan perempuan Jawa yang terkukung yang ingin membuktikan eksistensi melalui perjuangannya,” kata Musa kepada KedaiPena.Com di Hotel Hariss Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Perancang yang sering menjadi juri setiap ajang lomba fashion ini memotret sisi kehidupan Kartini yang dikelilingi berbagai peraturan tata krama Ningrat jawa dan intimidasi kaum pria.
Dengan cerdas Musa menggabung unsur gaya busana beskap pria Ningrat Jawa serta dipadukan dengan elemen-elemn gaya army atau militer yang sarat simbol-simbol kekuasaan melalui penerapan aksen pelengkap dekoratif.
Selain itu kebaya ada kebaya panjang Kartini, kebaya tanpa lengan, kebaya seperi long coat, lalu kebaya klasik yang bisa dipadukan dengan kain atau jarik, lalu dikenakan sebagai busana kantor, dengan roks, celana pendek, bahan jins.
Tampaknya malam itu Musa memang ingin menyajikan sebuah evolusi gaya hidup para raden menuju era modernisasi yang mengglobal. Untuk koleksinya malam Musa menyajikan 18 busana untuk wanita dan 30 busana pria.
Dia menyebutkan pada peragaan malam ini kebaya brokat panjang masih diasajikan dengan tradisi menggunakan korset, longtorso tetapi masih bisa dipadukan di era kekinian atau modernisasi dengan jaket, jas dan celana.
“Siapa bilang etnik kuno? Di sini justru saya bermain-main dengan eksplorasi sebagai evolusi kebaya kartini yang sarat tradisi menjadi sesuatu yang modern,” tutupnya.
Laporan : Ruspita