KedaiPena.Com – Buktikan Indonesia berjaya pada masa lalu, Kemenko Maritim dan Sumber Daya siap menggelar ekspedisi ‘Spirit of Majapahit’. Tim ekspedisi menggelar pelayaran dari Jakarta hingga ke Negeri Sakura, Jepang menggunakan kapal kayu khas Kerajaan Majapahit.
“Kapal ini sudah kita rencanakan sejak enam tahun lalu. Sejak 2010, kapal kayu ini, merupakan hasil rekonstruksi kapal dagang pada zaman Majapahit yang disadur dari relief di Candi Borobudur,” kata Deputi IV bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Maritim, Kemenko Bidang Maritim dan Sumber Daya Safri Burhanuddin di Jakarta, belum lama ini.
Mereka sempat berlayar menuju Jepang. Namun sampai Manila terjadi badai, jadi tidak bisa diteruskan ekspedisinya. Makanya kapal ini kembali ke Jakarta. Selanjutnya Safri memaparkan, pada tahun 2011 pun ‘Spirit of Majapahit’ gagal dilaksanakan karena terjadi tsunami di Jepang.
“Dan, tahun 2016 ini Jepang siap menerima kedatangan ekspedisi ‘Spirit of Majapahit’,” ucapnya dilansir dari Maritim.go.id.
Ekspedisi ‘Spirit of Majapahit’ ini membuktikan bahwa nenek moyang banga Indoneia pelaut sejati. Buktinya, nenek moyang bangsa Indonesia berjaya dan merajai samudera.
Lebih jauh lagi Safri menjelaskan, ‘Spirit of Majapahit’, menggambarkan kerja sama antara Jepang dan Indonesia. Ini ditandai dengan tidak pernahnya Majapahit dan Jepang diserang negara lain, karena kedua belah pihak selalu saling membantu.
Ia pun mengatakan pelayaran ‘Spirit of Majapahit’ dilakukan dengan kapal berukuran tak besar dan fasilitas minim. Sesuai dengan kapal yang dahulu dipakai oleh pelaut Majapahit yang berhasil sampai ke Jepang.
“Pelayaran dimulai dari Jakarta menuju Pontianak. Lalu melalui tepi Selat Karimata, lalu menyusup ke pantai barat Kalimantan sampai ke Brunei Darussalam. Lalu dari Brunei lanjut ke arah utara sampai Manila,” ujar Safri.
Dari Manila sampai ke Taiwan Selatan dan seterusnya hingga berakhir di Jepang. Safri pun berharap, kedatangan Ekpedisi ‘Spirit of Majapahit’ di tiap-tiap persinggahan disambut dengan acara bertema kebudayaan sesuai dengan tema pelayaran.
“Oleh sebab itu, kami tengah mengomunikasikan jauh-jauh hari kepada KBRI untuk mempersiapkan sambutan tersebut,†jelasnya.
Untuk peserta pelayaran sendiri merupakan gabungan. Ada pelaut dari Bira, Jawa, Jepang dan mahasiswa. Mereka merupakan pelaut profesional, kecuali mahasiswa.
“Untuk waktu berlayarnya, kita belum kapan pastinya, semoga bisa secepatnya,†sambung Safri.
Adalah kelompok pengusaha Jepang yang peduli terhadap sejarah dan kebudayaan Kerajaan Majapahit awalnya mencetuskan ide napak tilas pelayaran ‘Spirit of Majapahit’ di Tokyo pada Maret 2009.
Kemudian hal ini dimatangkan dalam lokakarya di Jakarta pada Juni 2009. Lalu, pemerintah Indonesia dan kelompok akademisi dari Jepang membuat rekonstruksi kapal dagang pada zaman Majapahit yang disadur dari relief di Candi Borobudur.
Rekonstruksi kapal abad ke-13 Masehi itu berawal dari rekomendasi seminar bertema ‘Mencari Bentuk Kapal Majapahit’ yang diadakan komunitas Japan Majapahit Association (JPA).
Komunitas JPA sendiri merupakan wadah untuk mengembangkan kerja sama penelitian dan penggalian sejarah Majapahit yang dikagumi bangsa Indonesia maupun masyarakat internasional.
(Oskar/Prw)