KedaiPena.Com – Eks Relawan Jokowi pada pilpres 2014, Ferdinand Hutahean mempertanyakan, foto pertemuan antara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Kapolri Tito Karnavian, Gubernur Papua Lukas Enembe yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Papua dan Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw yang beredar beberapa waktu lalu.
Menurut Ferdinand yang juga Direktur Rumah Amanat Rakyat (RAR) ini, pertemuan keempat tokoh tersebut sangatlah janggal. Ia pun mengungkapkan, alasan yang disampaikan oleh pihak terkait perihal pertemuan tersebut juga tidak masuk diakal.
“Bila pertemuan itu benar untuk membahas keamanan Papua, mengapa Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Anwar sebagai penanggung jawab keamanan Papua tidak ikut serta?,” ujar Ferdinand di Jakarta, Sabtu (16/9).
Jika pun benar membahas tentang keamanan Papua sebagai daerah yang masih memiliki sisa konflik, mengapa Pangdam Cenderawasih Mayor Jenderal TNI George Elnadus Supit tidak turut diundang.
“Lalu apa kaitannya Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpau hadir dalam pertemuan itu? Dan mengapa harus foto salam komando dengan Lukas Enembe?,” tanya Ferdinand.
Bahkan, lanjut Ferdinand, dari foto yang beredar di publik pun menyisahkan pertanyaan. Pasalnya, kata Ferdinand, dalam foto tersebut Lucas Enambe dan Paulus Waterpau diapit oleh KaBIN dan Kapolri. Posisi tersebut, kata Ferdinand, sangat tidak lazim dalam sesi foto pejabat negara.
“Jika membahas keamanan Papua, mengapa yang menjadi tuan rumah adalah BIN? Bukankah BIN tugasnya menyuplai informasi dan rekomendasi serta perkiraan kepada Presiden sebagai user? Mengapa juga tidak ada undangan resmi secara formal,” geram Ferdinad.
Selain itu, tegas Ferdinad, jika memang benar pertemuan tersebut membahas soal keamanan Papua. Mengapa tuan rumahnya bukan Kapolri atau Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan. Padahal, sudah jelas BIN dan Polri itu dibawah koordinasi Menkopolhukam Wiranto.
“Kejujuran itu sangat penting, mengingat yang dipertaruhkan dalam hal ini adalah masa depan demokrasi yang susah payah kita bangun, dan juga ancaman kerusakan sistem negara, karena ternyata alat negara sekelas BIN dan Polri malah diiperalat untuk kepentingan partai politik tertentu,” tandas Ferdinand.
Seperti diketahui, dari kabar yang berhembus di publik pertemuan yang dilakukan pada Selasa (5/9) itu awalnya bersifat biasa dan hanya membahas berbagai isu nasional.
Tapi ternyata ada agenda lebih jauh dari itu. Kepala BIN, Budi Gunawan, disebut meminta Lukas menandatangani sebuah kertas berisi 16 poin komitmen.
Komitmen tersebut mulai dari kesetiaan pada NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dan sampai pada komitmen “mengamankan” Joko Widodo dan PDI Perjuangan di pesta demokrasi 2019.
Laporan: Muhammad Hafidh