KedaiPena.Com – Menteri Pertanian di Kabinet Indonesia Bersatu era Presiden SBY, Anton Apriyantono memaparkan sejumlah tantangan untuk pengembangan bahan pangan alternatif pengganti nasi seperti sagu.
Anton begitu ia disapa menjabarkan ada dua persoalan yang menjadi tantangan dalam pengembangan bahan pangan alternatif seperti aagu. Dua tantangan tersebut ialah masalah produksi dan mindset.
Khusus produksi, kata Anton, ada sejumlah syarat untuk menjadikan sebuah bahan pangan sebagai makanan pokok yang setiap harinya di konsumsi oleh masyarakat.
“Jika mengacu syarat-syarat bahan pangan untuk menjadi makanan pokok ada 4 yaitu tersedia maksudnya banyak stoknya, dikonsumsinya dan disukai, tahan lama serta terjangkau harganya,†ujar Anton saat berbincang dengan KedaiPena.Com di kantornya, bilangan Bintaro, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2018).
Kemudian, Anton melanjutkan, bahwa pengembangan sagu sebagai bahan pangan alternatif juga terbentur oleh mindset masyarakat Indonesia yang selama ini sudah terpola untuk memakan nasi beras olahan padi.
“Mindset masyarakat yang belum makan kalau sebelum makan nasi itu berat Yang tadinya orang makan jagung dan makan sagu berubah menjadi makan raskin karena produksinya kurang. Akibatnya orang terpaksa jadi suka makan nasi,†ungkap Anton.
Anton pun menjabarkan sedianya bahan-bahan pangan alternatif seperti sagu ini memiliki potensi yang besar. Hal tersebut lantaran faktor teknologi dan produksi sagu yang sudah terbukti.
“Jadi harusnya kita optimis sagu bisa menjadi bahan pangan alternatif, asal produksinya mencukupi dan tentu dibarengi dengan peningkatan pembangunan teknologi beserta infrastruktur yang juga harus di perbaiki,†tandas Anton.
Laporan: Muhammad Hafidh