KedaiPena.Com – Seharusnya petani sudah mulai menanam padi pada bulan September atau Oktober. Kemudian pada bulan Januari atau Februari panen raya.
Tapi, akibat kekeringan panjang, petani baru tanam bulan Desember 2019 ini. Panen pun mundur jadi bulan April atau Mei 2020.
“Artinya sampai bulan Mei di desa-desa gak ada uang. Jelek-jelek begini, saya mantan Kepala Bulog,” kata Begawan Ekonomi Rizal Ramli di Jakarta, ditulis Selasa (24/12/2019).
Tapi ketika panen datang, Bulog berpotensi tak bisa membeli beras petani. Karena menteri perdagangan sebelumnya, Enggartiasto Lukita impor pangan habis-habisan.
Sialnya ribuan ton beras impor yang diimpor itu rusak. Alhasil beras pun harus dimusnahkan. Angka yang muncul ke publik 200 ribu ton, tapi Rizal yakin, angka riilnya lebih besar dari itu.
“Sepanjang pengetahuan saya di seluruh dunia, ada stok pangan. Dan setiap tiga tahun harus ganti,” jelas Menko Perekonomian era 2000-2001 ini.
“Nah kalau kita beli beras di Thailand itu Rp5.500 sampai Rp6.500 per liter, jual sama Bulog Rp9.000, siapa dapat kuota, mereka impor, untungnya luar biasa,” lanjut eks Tim Panel Ekonomi PBB ini.
“Tapi mereka (mafia impor) rakus banget. Mereka beli beras yang umurnya lebih dari dua tahun. Apa yang terjadi? Mereka beli harganya di bawah itu, sekitar 2.500 per liter. Jadi mereka untung gede. Makanya gak aneh, beras baru satu tahun sudah busuk,” beber Menko Maritim Sumber Daya periode pertama Presiden Jokowi.
Poin yang Rizal mau sampaikan, pada musim panen nanti, Bulog tidak punya uang. Bahkan kemenkeu bilang Bulog bisa bangkrut.
“Lalu di desa gak ada uang, kasihan rakyat kita,” tandas Rizal.
Laporan: Muhammad Lutfi