KedaiPena.com – Ekosistem ojek online dinyatakan masih memberikan peluang pendapatan bagi masyarakat dalam kondisi ekonomi yang cukup menekan saat ini.
Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) Paksi C.K. Walandouw menyatakan cerminan ini sudah terlihat sejak pandemi melanda Indonesia, tahun 2020.
“Saat pandemi, ojol ikut membantu masyarakat di tengah sulitnya mencari lapangan pekerjaan dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Bukan hanya membantu dengan program mitra driver tapi juga dalam menciptakan ekosistem transaksi ekonomi lainnya, seperti jasa pembelian makanan online maupun barang,” kata Paksi melalui keterangan tertulis, Minggu (16/10/2022).
Sampai saat ini, lanjutnya, ekosistem ojol tidak lagi menjadi sampingan, tetapi menjadi sumber utama bagi sebagian masyarakat untuk meraup pundi-pundi rupiah. Hal ini karena ojol menawarkan fleksibilitas bagi mitra driver roda dua, roda empat, dan kurir logistik maupun para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tergabung dalam bisnis makanan minuman. Mereka yang tergabung dalam ekosistem tersebut bisa bekerja secara fleksibel tanpa terikat oleh waktu dan target.
“Orang-orang yang tergabung dalam ekosistem ini senang dengan fleksibilitas. Ini yang membuat pekerjaan di dalam ekosistem ojol sangat diminati. Awalnya mungkin memang coba-coba, tetapi kemudian akhirnya menjadi pekerjaan utama. Biasanya seperti itu yang terjadi,” ungkapnya.
Tingginya minat masyarakat untuk tergabung dalam ekosistem ojol seperti menjadi mitra driver maupun mitra makanan minuman ini tak lepas dari banyaknya konsumen pengguna ojol.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, urutan aplikasi ojol yang sering digunakan oleh masyarakat yakni 59,13 persen adalah Gojek, lalu ada Grab dengan 32,24 persen, Maxim dengan 6,94 persen, InDriver sejumlah 1,47 persen, dan aplikasi lainnya yang mencatat 0,23 persen.
LD FEB UI sendiri, menurut Paksi, telah melakukan penelitian, terhadap salah satu aplikator ojol, yaitu Gojek. Penelitian bertajuk Kontribusi Ekosistem Gojek dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Selama Pandemi 2020-2021 itu menunjukkan bahwa mitra driver GoRide mengalami pemulihan melalui peningkatan pendapatan 24 persen dibandingkan awal pandemi. Begitu juga dengan mitra driver GoCar yang pendapatannya meningkat 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Lonjakan paling besar dirasakan oleh mitra UMKM GoFood. Rata-rata pendapatan mereka naik hingga 66 persen di tahun 2021 dibandingkan tahun 2020. Sementara mitra driver layanan logistik GoSend mengalami pemulihan melalui peningkatan pendapatan sebesar 37,7 persen dibandingkan awal pandemi.
“Tahun 2022 ini saya rasa masih dalam tahap pemulihan. Harapannya, pendapatan para mitra driver maupun mitra UMKM bisa lebih besar dari tahun lalu. Kenaikan tarif yang ditetapkan Kemenhub pada 11 September lalu paling tidak, diharapkan dapat mengurangi dampak dari kenaikan harga BBM,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa