KdaiPena.Com – Anggota Komisi Keuangan DPR RI Heri Gunawan, mengatakan bahwa di tahun 2017 Indonesia masih akan dihadapkan dengan situasi lingkungan strategis yang belum stabil penuh.
Hal tersebut disebabkan oleh peralihan model ekonomi Cina dari produksi ke konsumsi, ketidakpastian kebijakan The Fed AS, stagnasi harga-harga komoditas, situasi politik global yang pasang-surut, stagnasi daya beli dalam negeri.
“Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika tetap menjadi pedoman dan dasar-dasar yang kuat dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hanya saja, ke depan, seluruhnya tidak sebatas konsepsi yang beku, tapi harus aktif dan terlaksana secara lebih nyata,” ungkap dia kepada KedaiPena.Com, Senin (02/1).
Kata Heri, pertumbuhan domestik masih akan diwarnai tren pelambatan dan kualitas pertumbuhan yang belum membaik.
“Walaupun sudah berada pada angka di atas 5 persen, target pertumbuhan pada APBNP 2016 sebesar 5,2 persen diprediksi tidak tercapai pada akhir 2016,” jelas dia.
Selain itu, politikus Gerinda ini mengatakan ada beberapa poin penting yang harus menjadi perhatian serius pemerintah tahun ini. Yang pertama adalah perihal pertumbuhan tenaga kerja.
“Pada 2016, estimasi pertumbuhan 1 persen hanya mampu menyerap 110 ribu tenaga kerja. (Bappenas, 2016). Angka tersebut menurun dibanding 5 tahun sebelumnya dimana 1 persen pertumbuhan ekonomi mampu menyerap 225 ribu tenaga kerja,” tutur dia.
“Kedua, pertumbuhan yang ada harus mampu mengentaskan problem kemiskinan. Tahun 2016 ini tingkat kedalaman kemiskinan memburuk menjadi 1,94,” harap dia.
Lanjut Heri, meski pada 2016 indeks gini dapat diturunkan di angka 0,39, tapi perhitungan itu tidak menggambarkan pemerataan yang lebih nyata karena hanya diukir dari seberapa besar pengeluaran dan bukan dari seberapa besar pendapatan.
“Hingga saat ini, pertumbuhan yang ada hanya dinikmati tidak lebih dari 20% orang, sedangkan 80% yang lain sangat rentan untuk tertinggal,” tutup dia.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas