KedaiPena. Com – Politikus PDIP Hendrawan Supratikno meminta agar opsi penyuntikan modal negara atau PMN sebesar Rp15 triliun ke perusahaan asuransi plat merah PT Jiwasraya Persero dapat dikaji mendalam.
“Parameter solusi harus disepakati dulu, yakni uang nasabah aman, industri asuransi tidak bubar, dan industri jasa keuangan serta ekonomi stabil,” kata Hendrawan kepada KedaiPena.Com, Kamis, (27/2/2020).
Hendrawan yang merupakan anggota Komisi XI DPR RI ini memastikan bahwa usulan soal penyuntikan modal tersebut sedianya belum resmi masuk ke komisi.
“Jadi kami masih sebatas menilai, itu salah satu opsi solusi yang bisa dilakukan sesuai UU 40/2014 tentang Perasuransian,” kata Hendrawan.
Namun demikian, lanjut Hendrawan, sebagai pemegang saham, pemerintah tentu harus siap sedia terjun untuk memberi solusi terbaik.
“Soalnya ini menyangkut BUMN. Negara memang bisa bangkrut apabila BUMN terus- terusan dirampok oleh konspirasi jahat dan ketidakprofesionalan pengelola,” ungkap Hendrawan.
Hendrawan pun meminta agar semua pihak dapat menahan diri dan menunggu opsi terbaik dari Menteri BUMN Erick Thohir terkait penyelamatan asuransi Jiwasraya.
“Kita tunggu saja mana opsi terbaik yang akan dipilih. Menteri Negara BUMN pasti akan berkoordinasi dengan OJK dan Kemenkeu,” tandas Hendrawan.
Untuk diketahui, pemerintah membuka opsi PMN sebesar Rp15 triliun untuk menyelamatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan memenuhi kewajiban pembayaran polis. Ada 3 opsi yang diusulkan pemerintah untuk menyelamatkan asuransi plat merah tersebut.
Pertama ialah opsi berupa Bail In yakni dukungan dana dari pemilik saham Jiwasraya. Pertimbangannya ialah dapat dilakukan pembayaran penuh maupun sebagian. Tapi, ada risiko gugatan hukum jika dilakukan pembayaran sebagian.
Kedua ialah opsi berupa Bail Out yakni dukungan dana pemerintah. Opsi ini tidak dapat dilakukan kepada Jiwasraya karena belum ada peraturan terkait baik dari OJK maupun KSSK.
Ketiga ialah opsi berupa likuidasi atau pembubaran perusahaan. Langkah ini harus dilakukan melalui OJK. Namun, memiliki dampak sosial dan politik yang cukup signifikan.
Dalam dokumen terkait dengan opsi itu juga diungkap struktur transaksi untuk menyelamatkan Jiwasraya. Secara berurutan, mulanya Jiwasraya akan melaksanakan transaksi jual beli aset properti dengan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) yang nantinya jadi holding asuransi.
Target transaksi sebesar Rp1 triliun-Rp1,5 triliun untuk pembayaran utang klaim tradisional dan saving plan di tahun 2020.
Laporan: Muhammad Hafidh