KedaiPena.Com – Purnawirawan TNI dan Polri yang tergabung dalam Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa (FKP2B) sambangi kantor ekonom senior Rizal Ramli di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (19/08/2020).
Para mantan prajurit tersebut menyampaikan keresahannya atas kondisi bangsa saat ini, terutama menyangkut perekonomian yang kian memburuk.
Mayjen TNI AD (Purn) Deddy S Budiman, mengaku kerap mendapatkan keluhan-keluhan dari prajurit TNI AD yang masih aktif terkait dengan permasalahan ekonomi yang seolah tak ada jalan keluarnya.
Terlebih lagi, sambung Deddy, program pengatasan pandemi Covid-19 juga tidak berjalan semestinya, sehingga kurva yang terjangkit tidak pernah melandai. Tentunya, kata Deddy, kondisi ekonomi juga semakin mengkhawatirkan.
“Sebelum ada Corona saja ekonomi sudah buruk. Apalagi ada Corona, justru semakin mengkhawatirkan. Maka dari itu, kami ke sini (kantor Rizal Ramli) meminta Pak Rizal untuk memimpin. Karena beliau punya pengalaman dalam membangkitkan perekonomian Indonesia,” tegas Deddy di Kantor Rizal Ramli di Jl. Tebet Barat Dalam IV No. 5-7, Rabu (19/8/2020).
Dalam kesempatan yang sama, Rizal Ramli menjelaskan situasi ekonomi yang disampaikan para purnawirawan memang benarnya adanya. Bahkan, menurut Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu, perekonomian Indonesia saat ini lebih parah dari kondisi pada tahun 1998, mengingat saat ini ada faktor pandemi Covid-19 atau Corona.
Rizal menerangkan, perekonomian di daerah, khususnya luar Pulau Jawa, bergeliat pada saat krisis 1998. Pengusaha lokal masih bisa mengekspor cokelat dan vanili.
“Secara ekonomi, ini seperti krisis ’98 plus, plus, plus’. Kalau 98, saat rupiah jatuh dari Rp3 ribu ke Rp15 ribu, di daerah ramai ekspor cokelat, vanili. Jadi ekonomi bisa pulih,” tutur Rizal yang juga mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu.
Namun pada krisis ekonomi sekarang ini, imbuh Rizal, Indonesia tidak memiliki kapasitas berlebih. Nilai tukar rupiah anjlok dan Indonesia tidak mencatat peningkatan ekspor.
“Dengan cara penanganan yang amatiran, dengan kelemahan kepemimpinan dan visi, bisa-bisa krisis ini akan lama lagi. Bisa satu setengah tahun. Saya yakin rakyat tidak siap,” terang Rizal.
Untuk itu, Rizal Ramli berharap pemerintah melakukan perubahan untuk menyelamatkan Indonesia dari kemerosotan ekonomi.
Terkait caranya, Rizal berbicara soal kebijakannya saat menjabat Menko Ekuin era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Ketika itu, Rizal membujuk Gus Dur agar menaikkan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI-Polri, pensiunan ASN, serta pensiunan TNI-Polri.
Menurut Rizal, ekonomi akan berjalan ketika gaji kelompok pekerja tersebut dinaikkan. Ujungnya pertumbuhan ekonomi saat periode kepemimpinan Gus Dur naik tinggi.
“Dari minus tiga persen, kami genjot dalam 21 bulan, jadi 4,5 persen (pertumbuhan ekonominya). Artinya naik 7,5 persen. Ekspor kami naikkan dua kali. Kemudian saya bujuk Gus Dur. Pegawai negeri, pensiunan dan ABRI, hidupnya susah, kecuali yang koruptor, Saya usul, Gus, naikkan gaji PNS, ABRI, dan pensiunan sebesar 125 persen dalam 21 bulan,” ungkap dia.
“Argumentasinya sederhana, karena TNI, ABRI, PNS, dan pensiunan, tidak punya uang. Begitu mereka ada uang, dia belanja semua. Akibatnya sektor retail hidup, ekonomi hidup,” pungkas Rizal Ramli.
Laporan: Muhammad Lutfi